Ketua DPR Janji Sumbangkan Gajinya untuk Warga Asmat

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Senin, 22 Jan 2018 23:48 WIB
Ketua DPR Bambang Soesatyo mengajak anggota dewan untuk menggalang dana solidaritas untuk anak-anak di Asmat, Papua, yang terjangkit campak dan gizi buruk.
Ketua DPR Bambang Soesatyo mengajak anggota dewan menggalang dana dan aksi solidaritas untuk mengatasi gizi buruk dan campak di Asmat, Papua. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo menyatakan akan menyumbangkan seluruh gajinya selama menjabat sebagai Ketua DPR RI kepada penderita gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Papua.

"Saya akan menyumbangkan seluruh gaji saya selama masa periode saya menjabat. Jadi saya punya waktu 18 bulan," ujar Bamsoet ketika ditemui di Gedung DPR RI, Senin (22/1).

Gaji pokok anggota dewan termasuk Ketua DPR periode 2014-2019, berdasarkan data yang dilansir Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) pada tahun lalu, sebesar Rp5.040.000.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah itu belum termasuk beragam uang tunjangan dan fasilitas lain yang bisa mencapai hingga puluhan juta rupiah.

Selain menyumbangkan gajinya, Bambang yang kerap disapa Bamsoet juga ingin menggalang solidaritas dengan anggota DPR yang lain.

Bentuk solidaritas ini berupa penggalangan dana dan tenaga kesehatan, ahli gizi, dan lingkungan untuk mengatasi wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat.

Selain itu, Bambang mengimbau kepada anggota-anggota DPR lainnya untuk ikut peduli dengan kesusahan yang dirasakan masyarakat Indonesia.

Menurut dia, hal itu penting bagi citra DPR RI di mata masyarakat.

"Jangan hanya terlalu berdebat dengan pasal-pasal, sekali-kali melongok kepada kesusahan. Kalau tidak sempat ke sana, kirim saja sumbangan," ucap Bambang.

[Gambas:Video CNN]

Bambang mengaku belum tahu format penggalangan solidaritas yang akan dilakukan, dan lewat lembaga apa ia akan menyumbang gajinya. Meski demikian ia berkata telah berkomunikasi dengan para tokoh lintas agama untuk mencari solusi atas gizi buruk dan campak di Asmat. 

Wabah campak dan kasus gizi buruk yang menimpa anak-anak di Asmat, Papua semakin berdampak luas. Hingga Jumat (19/1), sudah 68 anak yang tercatat meninggal dunia. Sementara yang dirawat makin bertambah jumlahnya.

Pantauan CNNIndonesia TV di Asmat pada Jumat pekan lalu, ada tambahan 15 anak yang dirawat di RS daerah Agats akibat kasus gizi buruk. Sebelumnya, di RS daerah Agats tercatat hanya ada 18 anak yang mendapatkan perawatan.

Rentang usia anak-anak yang dirawat akibat gizi buruk dan campak antara delapan bulan sampai 3 tahun.

Dalam menangani kasus ini, sejumlah tim kesehatan sudah beranjak menuju 9 titik yang ada di 23 distrik, 224 kampung sekabupaten Asmat.

Tenaga kesehatan memasok makanan tambahan bergizi untuk anak yang gizi buruk. Sementara, untuk anak sehat yang belum dapat imunisasi lengkap, diimunisasi kembali.

"Yang jadi persoalan di RS ini, tidak ada dokter spesialis anak. Yang ada delapan dokter, hanya dua spesialis, dan itu dokter bedah, bukan dokter spesialis anak," ujar Femi Afriadi, koresponden CNNIndonesia TV, saat dihubungi Jumat pekan lalu.

Menurut Femi, di Asmat terjadi kekurangan tenaga medis. Dari 16 puskesmas sekabupaten Asmat, hanya ada 4 dokter masing-masing di puskesmas Agats, Suru Suru, Pirimapun, dan puskesmas Basim. (ast/wis)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER