Daoed Joesoef, Mendikbud yang Larang Politik Masuk Kampus

Oscar Ferry | CNN Indonesia
Rabu, 24 Jan 2018 07:44 WIB
Daoed Joesoef menjadi Mendikbud era Presiden Soeharto pada 1978-1983. Selama menjadi Mendikbud, Joesoef membersihkan kampus dari segala macam kegiatan politik.
Daoed Joesoef menjadi Mendikbud era Presiden Soeharto pada 1978-1983. Selama menjadi Mendikbud, Joesoef membersihkan kampus dari segala macam kegiatan politik. (pustekkom kemedikbud).
Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Daoed Joesoef menjadi perhatian di era Presiden Soeharto, bukan karena dia didapuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi karena kebijakannya bersih-bersih kegiatan politik di lingkungan kampus.

Dihimpun berbagai sumber, Rabu (24/1), Joesoef menjadi Mendikbud periode 1978-1983 dalam Kabinet Pembangunan III. Selama menjabat, dia mengeluarkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK). Kebijakan itu intinya dimaksudkan untuk membersihkan kampus dari kegiatan-kegiatan politik.

Dengan NKK/BKK, Joesoef melarang politik masuk kampus. Dia hanya memperbolehkan kegiatan politik dilakukan di luar kampus. Bagi Joeseof, tugas utama mahasiswa adalah belajar, bukan berpolitik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewat kebijakannya ini, Joesoef juga menghapuskan Dewan Mahasiswa di universitas-universitas di seluruh Indonesia. Praktis kebijakan Joesoef ini melumpuhkan kegiatan politik mahasiswa di lingkungan kampus.

Selain soal membersihkan politik dari area kampus, Joesoef juga terkenal dengan kebijakan lain. Yakni melarang liburan bagi pelajar pada masa bulan puasa.

Doktor yang Hobi Melukis

Joesoef merupakan putra asli Medan. Dia lahir di ibu kota Sumatra Utara itu pada 8 Agustus 1926. Joesoef dilahirkan dari pasangan Moehammad Joesoef dan Siti Jasiah.

Joesoef pernah mendapat gelar Sultan Iskandar Muda Nasution dari masyarakat Mandailing, Tapanuli pada 1982.


Dia menikah dengan Sri Sulastri. Hasil pernikahannya dengan wanita Yogyakarta itu, Joeseof dikaruniai anak yang diberi nama Sri Sulaksmi Damayanti.

Joesoef meniti karir pendidikannya dengan meraih gelar sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1959. Ia kemudian meneruskan studinya ke Sorbonne, Perancis dan meraih dua gelar doktor, yakni Ilmu Keuangan Internasional dan Hubungan Internasional pada 1967 serta Ilmu Ekonomi pada 1973.

Dalam dunia pendidikan, Joeseof menjadi Dosen Tamu di Universitas Hasanuddin (1956-1959), Anggota Tim Penasihat Ketahanan Teritorial (1959-1960), Dosen Fakultas Ekonomi UI (1958-1965), Dosen Akademi Bank di Jakarta (1960-1965), Kepala Departemen Ekonomi FE UI (1962-1965), Kepala Departemen Administrasi Umum FE UI (1964-1965), Anggota Delegasi RI ke UNESCO (1968-1970), dan Penasihat Delegasi Tetap Indonesia ke Paris (1971-1972).

Di luar itu, Joesoef merupakan salah satu tokoh pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah 'tangki pemikir' yang banyak dimanfaatkan oleh pemerintahan Orde Baru.

Sementara dalam kehidupan sehari-harinya, Joesoef punya hobi melukis sejak kecil. Hobinya makin tersalurkan setelah ia menetap di Yogyakarta pada awal 1950. Sebab, dia bergaul dengan pelukis-pelukis ternama macam nasyah Djamin, Affandi, Tino Sidin, dan lain-lain. Ia bahkan pernah menjadi Ketua Seniman Indonesia Cabang Yogya --pusat organisasi ini di Solo dipimpin S. Sudjojono. (osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER