Jakarta, CNN Indonesia -- Perkampungan Suku Baduy di Kecamatan Leuwidamar, Lebak Banten, sama sekali tak mengalami kerusakan saat gempa bumi mengguncang kawasan tersebut, Selasa (23/1) lalu.
Suku Baduy, memiliki cara tradisional membangun rumah tahan gempa, yang telah dilakukan secara turun-temurun sejak ratusan tahun lamanya.
Bentuk bangunan panggung yang terbuat dari kayu membuat rumah mereka hanya bergoyang-goyang saat gempa datang.
"Rumah kami panggung. Jadi kalaua ada gempa, mengikuti saja, goyang-goyang. Enggak kayak tembok, kalau tembok goyang retak," kata sala seorang warga Baduy, Mulyono, Rabu (24/01).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah permukiman Baduy terbagi dua yakni dalam dan luar. Wilayah luar relatif lebih bisa menerima kehadiran orang luar.
Urang Kanekes yang kerap disebut Suku Baduy, kini sedang menjalani ritual Puasa Kawalu selama tiga bulan dan tidak boleh dikunjungi orang luar itu, tetap bisa hidup dengan tenang meski gempa mengguncang wilayahnya.
“Kaget, cuma kan rumah kita anti gempa. Kerasa (goncangan), tapi enggak ada kerusakan," kata Mulyono.
Kerusakan kecil hanya terjadi di terminal Ciboleger, tempat terakhir wisatawan menggunakan kendaraannya. Dimana, patung selamat datang Suku Baduy, hanya runtuh sedikit.
Gempa yang mengguncang Lebak kemarin merusak lebih dari 1.000 unit bangunan. Gempa terasa hingga ke sejumlah wilayah, termasuk Lampung dan Yogyakarta.
[Gambas:Video CNN] (yan/sur)