Jakarta, CNN Indonesia -- Bentrokan yang terjadi saat aksi unjuk rasa oleh Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) distrik Kota Bekasi di kawasan kantor Pemerintah Kota Bekasi, Kamis (25/1), diduga dipicu orasi pihak GMBI yang menyinggung organisasi kemasyarakatan gabungan yang sedang berada di lokasi tersebut.
Bentrok itu berawal dari aksi demonstrasi yang digelar GMBI terkait indikasi pemotongan upah pungut di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, indikasi kebocoran pajak dan retribusi parkir di Kota Bekasi dan tindak lanjut dari kejaksaan soal laporan GMBI yang sampai saat ini belum jelas.
Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing mengatakan, aksi tersebut berlangsung sekitar pukul 09.45 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi yang dipimpin Ketua GMBI Distrik kota Bekasi, Abah Zakaria itu diestimasi diikuti sekitar 200 orang.
Mereka tiba di depan pintu samping Pemkot Bekasi dengan satu unit mobil komando, 70 unit kendaraan roda empat dan 150 unit kendaraan roda dua.
Erna menuturkan, saat aksi berlangsung, tiga orang dari massa memberikan orasi. Mereka adalah anggota GMBI Bekasi Medan Satria, Mandor Baya; Sekretaris GMBI, Asep Sukarya; dan Wakil Ketua GMBI Sarifudin.
Dalam orasi itu, mereka menyebut tidak takut dengan massa yang akan mengadang. Mereka juga akan menindak oknum yang melakukan tindak pidana korupsi.
Erna mengatakan, salah satu orator yakni Sarifudin, mengatakan dalam orasinya "Korupsi harus dibumighanguskan di Kota Bekasi, uang korupsi untuk foya-foya. Orang yang mengumpulkan massa untuk mengadang GMBI, namanya tolol."
Materi orasi itulah yang diduga memicu bentrok massa GMBI dengan massa dari ormas gabungan yang berada di tempat sama.
Massa dari ormas gabungan itu lantas melempari massa GMB dengan botol minum air mineral karena merasa tersinggung dan dihina oleh materi orasi tersebut.
Bentrokan pun pecah. Kedua kubu saling lempar benda tumpul.
Erna memperkirakan bentrok antar GMBI dan ormas gabungan terjadi sekitar pukul 10.00 WIB dan berlangsung selama 30 menit.
Kejadian itu menyebabkan 20 orang menjadi korban luka, 18 di antaranya berasal dari GMBI.
Selain korban luka, Erna mengatakan, terdapat kerugian materiil seperti kerusakan mobil akibat lemparan batu. Meski demikian tidak ada peserta aksi yang diamankan oleh kepolisian.
(wis/sur)