Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) menyatakan video di media sosial yang menampilkan pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah dipotong atau tidak utuh. Dalam video itu, Tito menyebut hanya dua ormas Islam yang berperan dalam berdirinya negara Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal usai mendampingi Tito menerima kedatangan Ketua Umum Pimpinan Pusat Syarikat Islam, Hamdan Zoelva. Pada kesempatan itu, Hamdan meminta klarifikasi Tito terkait video yang beredar di media sosial.
Iqbal mengatakan, video yang menampilkan pernyataan Tito tersebut direkam saat menghadiri acara Pondok Pesantren Annawawi, Serang, Banten milik Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin pada 8 Februari 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pemotongan atau tidak utuhnya video yang beredar di berbagai media sosial saat ini memunculkan berbagai kesan di masyarakat, salah satunya menyalahkan Tito.
"Itu sudah dipotong-potong, jadi kalimat tidak utuh. Bagaimana kalimat tidak utuh berarti pesan tidak utuh juga," kata Iqbal saat ditemui di Rumah Dinas Kapolri, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
Dia menyebut banyak bagian yang dipotong dari video tersebut. Bahkan menurutnya, ada beberapa bagian yang dipotong kemudian ditempel sehingga menjadi satu rangkaian video baru.
Iqbal menyampaikan, konteks pidato yang disampaikan Tito ketika itu untuk memotivasi dan menyampaikan ke seluruh jajaran Polri agar lebih memperkuat tali silaturahmi dengan semua ormas Islam. Dia melanjutkan, pernyataan itu disampaikan Tito lantaran melihat situasi yang tengah terjadi di pilgub DKI Jakarta 2017.
"Banyak (dipotong). Dipotong dan ditempelkan. Itu adalah kontennya dipotong, konteksnya pada Februari itu sedang hangat-hangatnya situasi pilkada DKI," katanya.
Dia menduga ada pihak yang mengatur sehingga video pidato Tito yang dipotong-potong alias tidak utuh ini tersebar di tengah masyarakat.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon) |
Namun begitu, menurut Iqbal, pihaknya belum berpikir untuk mencari oknum yang memotong atau mengunggah video pidato Tito untuk saat ini. Jenderal bintang satu itu berkata, pihaknya akan mengedepankan langkah silaturahmi ke sejumlah ormas lebih dahulu.
Dia menerangkan langkah ini dilakukan untuk menunjukkan niat baik Tito.
"Kami tidak berpikir sampai sana dulu. Langkah pertama untuk bersilaturahmi tabbayyun dengan ormas Islam agar niatnya baik, contohnya dari Syarikat Islam dipimpin Hamdan menyampaikan hal-hal yang benar," ucap mantan Kapolrestabes Surabaya itu.
Dalam video yang beredar, Tito mengatakan hanya NU dan Muhammadiyah yang berperan dalam proses berdirinya Indonesia. Tito juga menyebut ada ormas Islam lain yang kerap berupaya meruntuhkan Indonesia.
Pernyataan yang disampaikan Tito dalam sebuah pidato itu beredar lewat media sosial dan langsung mendapat protes keras dari Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain.
"Sikap dan pengetahuan Anda (Tito) tentang hal Ini sangat mengecewakan. Ada banyak Ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah yang ikut berjuang mati-matian melawan penjajah di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh sampai Halmahera," kata Tengku di akun Facebook miliknya.
(pmg/gil)