Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah pengungsi banjir asal RT 08 RW 01 Gang Arus, Cawang, Jakarta Timur mengeluhkan minimnya ketersediaan tikar dan selimut untuk beristirahat di posko.
Mereka adalah warga terdampak banjir akibat luapan air Sungai Ciliwung. Jumlahnya mencapai 180 kepala keluarga (KK).
Pengungsi di posko yang kebanyakan ibu-ibu itu menyampaikan keluhannya langsung kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies meninjau posko pengungsian dan lokasi banjir tersebut pada Selasa (6/2) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kurang selimut sama tikar, Pak," ujar seorang warga.
Anies pun bertanya pada mereka, "Masih terendam enggak rumahnya?"
"Masih, Pak. Tapi lebih nyaman di rumah sendirilah daripada di sini," jawab seorang warga lainnya.
Selain meminta tikar dan selimut untuk di posko, warga juga meminta bantuan kasur untuk digunakan di rumah mereka masing-masing. Hal itu lantaran sebagian besar perabotan mereka rusak terendam genangan air dan lumpur, termasuk kasur dan selimut.
"Warga mengungkapkan ada yang menbutuhkan tikar dan lain-lain. Sebagian yang membutuhkan bukan untuk masa pengungsian, tetapi dibutuhkan ketika mereka kembali ke rumahnya karena sebagian harus memulai lagi dari awal," kata Anies usai meninjau.
 Warga Cawang, Jakarta Timur, mengungsi akibat banjir. (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho) |
Anies menginstruksikan Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardhana dan jajarannnya untuk menyiapkan permintaan warga.
Dia menambahkan, warga bisa menggunakan kembali tikar yang ada di pengungsian.
"Tikar-tikar yang ada nanti boleh diambil. Mereka bisa pakai di rumahnya masing-masing," ujarnya.
Adapun tinggi genangan air di Kampung Arus relatif surut. Saat meninjau lokasi, debit air kurang kebih setinggi 20 sentimeter.
Meski tinggi muka air di Pintu Air Manggarai hingga sore tadi sudah menurun menjadi 830 sentimeter dan berstatus siaga 2, Anies mengimbau warga agar tetap waspada.
"Bukan berarti kita selesai. Jadi, kondisi siaga masih terus sampai seluruh warga kembali ke rumah masing-masing dan berkegiatan lagi," kata Anies.
Begitu air mulai surut, lanjut Anies, proses pembersihan kampung akan mulai disiapkan. Dia menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup untuk mengerahkan Petugas Prasarana dan Sarana umum (PPSU) alias pasukan oranye membersihkan lingkungan setempat.
"Semua pasukan oranye akan diturunkan untuk membersihkan dengan karbol, memastikan tidak ada lagi bakteri tersisa," ujarnya.
(pmg/gil)