Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah bahwa dirinya terlibat dalam pemilihan kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi DKI Jakarta periode 2017-2021. Sejumlah nama yang mengisi jabatan pada komite tersebut adalah pendukung Anies dan Sandiaga Uno saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 lalu.
Anies menyebut, pemilihan kepengurusan murni dilakukan oleh KONI DKI. Termasuk, pelantikan dan pengukuhan yang dilakukan oleh KONI Pusat.
Anies menegaskan, dia hanya menghadiri pelantikan dan pengukuhan yang berlangsung di Balai Kota, pagi tadi atas kapasitasnya sebagai gubernur dan tuan rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada pertanyaan mengenai pribadi orang, tanyakan langsung kepada KONI karena saya tidak melantik, saya tidak ikut sama sekali. (Tidak memilih pengurus) sama sekali," katanya di Balai Kota, Selasa (20/2) malam.
Anies menyebut, proses pemilihan 36 anggota kepengurusan KONI DKI bukan ranahnya.
Ia juga menjawab, "Tidak," ketika ditanya apakah merekomendasikan sejumlah nama untuk ditunjuk sebagai pengurus KONI DKI.
"Dan bukan bagian saya untuk menjelaskan siapa di mana. KONI DKI dikukuhkan dan dilantik di kantor Balai Kota oleh KONI pusat. Prosesnya adalah proses melalui konferensi daerah luar biasa kalau nggak salah," katanya.
Adapun nama-nama yang dilantik antara lain Alex Asmasoebrata yang menjadi Anggota Dewan Pembina KONI DKI. Saat Pilgub DKI 2017, Alex tegas mendeklarasikan dukungannya untuk Anies-Sandi.
Kemudian, Novita Dewi didapuk sebagai Bendahara Umum KONI DKI. Nama Novita tercatat sebagai anggota timses Anies-Sandi saat pilgub.
Selain itu, ada nama Aldwin Rahadian sebagai Ketua Bidang Hukum KONI DKI. Aldwin tak lain merupakan pengacara Buni Yani, sosok yang memulai kasus dugaan pelecehan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Terdapat juga nama Jamran, residivis kasus ujaran kebencian dan makar menjelang aksi 2 Desember 2016 lalu. Dia dipercaya sebagai Sekretaris Umum KONI DKI.
(eks/eks)