Jakarta, CNN Indonesia -- Lagi-lagi, rencana Muhammad Rizieq Shihab kembali ke Indonesia setelah berbulan-bulan menetap di Arab Saudi, batal. Terakhir, Imam Besar Front Pembela Islam itu dikabarkan akan pulang kemarin, 21 Februari, bertepatan dengan tanggal yang dianalogikan dengan angka 212.
Sebelumnya ia juga beberapa kali dikabarkan akan pulang ke Indonesia.
Kabar rencana kepulangan kemarin lebih heboh dibandingkan sebelumnya. Panitia penjemputan sudah dijemput dan massa pendukung sudah berkumpul di titik kumpul sebelum menyambut kedatangan di Bandara Soekarno Hatta. Namun jelang menit-menit terakhir Rizieq baru mengabarkan dirinya batal pulang lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rizieq yang mengklaim telah memiliki tiket penerbangan dari Arab Saudi menuju Indonesia memutuskan tak naik pesawat setelah beristikharah dan mendengarkan nasihat guru serta beberapa tokoh yang ditemui di Mekkah.
Durasi penerbangan langsung Jeddah, Arab Saudi hingga Jakarta normalnya adalah sekitar 9 jam 45 menit. Kemarin, Jubir FPI Slamet Maarif mengatakan panitia penyambutan mengaku setiap 10 menit sekali berkomunikasi dengan Rizieq hingga pukul 22.30 WIB, Rabu (21/2).
"Jam 23 malam sudah
lost contact dengan beliau, kami yakin beliau sudah di pesawat," ujar Slamet yang juga Ketua Persaudaraan Alumni 212 saat diwawancara
CNNIndonesia TV di Masjid Baitul Amal, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (21/2).
"Jam 6 pagi ada kontak dengan beliau. Dapat informasi dari beliau, beliau menunda kepulangan ke Indonesia dan mengirim pesan suaranya tadi jam 6.30," sambung Slamet.
Waktu di Jakarta (Waktu Indonesia Barat) dengan Mekkah yang menjadi lokasi diyakini Rizieq menetap di Arab Saudi adalah empat jam lebih cepat. Sehingga, saat pukul 23.00 WIB ketika panitia penyambutan Rizieq sudah tak bisa mengontak lagi itu adalah sekitar pukul 19.00 waktu Arab.
Kemudian, ketika sudah bisa dikontak lagi pada Rabu (21/2) sekitar pukul 06.00 WIB, pada masa yang sama jam di Mekkah adalah sekitar pukul 02.00.
Kabar Pulang yang Ramai BerulangBukan kemarin saja Rizieq dikabarkan akan kembali ke Indonesia setelah berada di Arab Saudi sebelum ditetapkan sebagai tersangka konten pornografi oleh polisi pada akhir April 2017 silam. Namun dari serangkaian kabar tentang kepulangan Rizieq ke tanah air, semuanya berujung pembatalan dan hanya rekaman saja yang ditampilkan kepada pendukungnya.
Soal kembali batalnya Rizieq pulang ke Indonesia, pengamat politik Adi Prayitno menilai itu terjadi bukan karena perkara teknis semata, melainkan ada upaya sistematis yang sengaja diciptakan.
"Dalam perspektif gerakan sosial ini yang disebut dengan
framing isu," kata Adi saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Kamis (22/2).
Menurut Adi, ada upaya untuk menjaga agar sosok Rizieq tidak tenggelam di tengah isu politik menjelang pelaksanaan pilkada serentak 2018, pemilu, dan pemilihan presiden 2019 yang mulai menjadi perhatian publik.
Ia menilai Rizieq sudah menjadi bagian dari dinamika perpolitikan di Indonesia oleh para pendukungnya terutama usai Pilkada DKI Jakarta 2017 yang dimenangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Karena kalau tidak di-
maintenance, Habib Rizieq akan dilupakan orang. Apalagi di tengah hiruk pikuk politik yang pengap dan padat ini. Orang sudah lupa siapa Habib Rizieq," ujar pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta tersebut.
Adi menilai kabar pulang yang lalu dibatalkan pada detik terakhir kedatangan meski masa penerbangan yang panjang itu bisa membuat kesolidan massa dan pendukung Rizieq tetap terjaga. Apalagi, sambungnya, belakangan ada perpecahan atau faksi pada tubuh alumni 212 usai ditinggal Rizieq.
Momentum itulah yang dianggap Adi juga tengah dimanfaatkan Rizieq untuk 'bertempur' dari jarak jauh. Sebab, pesan-pesan politik Rizieq selalu tersampaikan ketika ada momentum kepulangan.
"Orang ini tengah membangun eksistensi politiknya dari jarak jauh. Kalau gagal pulang pasti ada video, kalau ada demo pasti ada video. Ini tidak terjadi secara alami dan pasti
by design," ujarnya.
"Intinya tidak mau kehilangan panggung dan momentum," kata Adi menambahkan.
Saat kabar Rizieq akan pulang pada 21 Februari 2018 lalu tersebar, pemimpin FPI itu menjadi buah bibir dalam pemberitaan media massa di Indonesia.
Bukan hanya itu, sempat pula beredar di kalangan wartawan telegram rahasia agenda rapat konsolidasi kapolda yang dipimpin Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Syafruddin soal pengamanan kepulangan Rizieq. Namun, belakangan Syafruddin mengatakan dalam rapat yang digelar pada 20 Februari lalu tak ada bahasan agenda soal kepulangan Rizieq.
Namun, animo massa yang ingin menyambut Rizieq tetap menjadi perhatian polisi. Setidaknya sekitar 3.500 polisi disiagakan di area bandara. Tak hanya itu, kendaraan taktis pun terparkir di depan gerbang tol menuju area bandara Soekarno Hatta kemarin.
Batal Pulang Akibat Nasihat dan IstikharahKetua Progress 98 sekaligus Pendiri Presidium Alumni 212, Faizal Assegaff mengatakan Rizieq batal pulang ke Indonesia karena telah menemukan jawaban dari istikharah yang dilakukannya.
"Atas petunjuk istikharah, HRS menemukan jawaban bahwa sangat mudarat bila terburu-buru kembali ke tanah air," kata Faizal kemarin.
Rizieq diklaimnya juga menyadari tengah ditunggangi alat politik oleh kelompok radikal untuk menciptakan kegaduhan. Belum lagi tengah terjadi perpecahan di antara alumni 212 yang disebut menjadi dasar keengganan Rizieq untuk kembali.
Sedangkan, Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif mengungkapkan salah satu alasan pembatalan kepulangan Rizieq adalah karena tengah marak penganiayaan terhadap ulama di tanah air. Slamet pun membantah bahwa itu adalah upaya untuk menjaga pamor Rizieq Shihab.
"Enggak juga karena keputusan tanggal 21 bulan 2 kita meminta habib rizieq pulang adalah keputusan peserta munas dari 22 provinsi bersama ulama dan tokoh yang hadir di puncak kala itu. Karena keputusan munas meminta beliau pulang, kami meminta beliau pulang, dan mempersiapkan penyambutan. Jadi tidak benar, tidak ada kaitannya dengan itu semua," ujar Slamet di Masjid Jami Baitul Amal, Cengkareng, Jakarta Barat.
Sejak pekan lalu Rizieq dikabarkan akan kembali ke Indonesia untuk kali pertama sejak berada di luar negeri pada akhir April 2017 silam. Rizieq kala itu terbang ke Arab Saudi untuk ibadah umrah sebelum ia diumumkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya pada 29 Mei 2017. Selain di Polda Metro Jaya, Rizieq pun telah ditetapkan sebagai tersangka penghinaan Pancasila oleh Polda Jabar.
(kid/sur)