Jakarta, CNN Indonesia -- Surat Kabar Harian Bernas resmi berhenti cetak dan bermigrasi ke media dalam jaringan alias online. Berhentinya surat kabar itu menjadi akhir cerita perjalanan media cetak tiga zaman asal Yogyakarta itu.
Kabar berhenti cetaknya Bernas ini diketahui dari surat pemberitahuan yang diterima
CNNIndonesia.com, Rabu (28/2). Dalam surat bernomor 17/SIR/BERNS/II/2018 itu, disebutkan bahwa Bernas akan resmi berhenti cetak pada 1 Maret 2018.
Surat tersebut ditandatangani oleh Manajer Sirkulasi Tedy Kartiyadi. Surat itu ditujukan kepada para pimpinan agen Harian Bernas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam surat itu dijelaskan, peralihan ini merupakan keputusan Direksi dan para pemegang saham PT Media Bernas Johja sebagai penerbit Surat Kabar Harian (SKH) Bernas.
"Mulai tanggal 1 Maret 2018, Harian Bernas dinyatakan berhenti cetak dan beralih atau migrasi total ke dalam bentuk online," demikian bunyi surat pemberitahuan tersebut.
Bernas akan bertransformasi menjadi media online dan dapat ditemukan dalam lama www.bernas.id. Masih dalam surat pemberitahuan tersebut, transformasi ini merupakan pertimbangan bisnis semata dan untuk menyikapi perkembangan teknologi informasi era milinea yang semuanya bergantung pada internet yang tak dibatas ruang, jarak, dan waktu.
Dalam surat tersebut, pihak manajemen sirkulasi Bernas juga meminta maaf terkait kerja sama distribusi atau pelayanan kepada langganan Harian Bernas versi cetak terpaksa dihentikan. Manajemen Bernas juga meminta agar para agennya menyampaikan kepada pelanggan mereka bahwa untuk menikmati sajian berita atau artikel lainnya silakan klik www.bernas.id.
"Serta dalam upaya manajemen untuk menghadirkan kembali Bernas versi cetak/onprint dengan bentuk yang berbeda," begitu bunyi pernyataan dalam surat tersebut.
Kabar ini mengakhiri cerita perjalanan Harian Bernas selama kurang lebih 72 tahun berkiprah mengabarkan informasi kepada masyarakat.
Koran ini merupakan media cetak yang mampu bertahan sejak didirikan pertama kali pada 15 November 1946, atau sekitar setahun setelah kemerdekaan Indonesia. Bernas didirikan oleh Mr Soemanang, Menteri Penerangan RI pertama.
Semasa 'hidupnya', Bernas merupakan salah satu media yang menjadi saksi perjalanan Indonesia melewati tiga zaman berbeda, yakni Orde Lama, Orde Baru, dan era reformasi.
(gil)