Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 'curhat' terkait persolan ekonomi yang dihadapinya jelang pilpres 2009 lalu. Dia mengingatkan Presiden Joko Widodo tentang kondisi ekonomi negara.
SBY mengaku sulit tidur saat terjadi krisis ekonomi global pada 2008, terutama masalah harga minyak dunia yang meroket.
Presiden keenam RI itu berkata, pemerintahnya kemudian memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp1.500. Alasannya, agar ekonomi Indonesia tidak kolaps seperti kejadian pada 1998.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan itu berdampak besar pada elektabilitasnya yang terus menurun di pemilu 2009.
"Akhirnya, elektabilitas saya jatuh," kata SBY di hadapan Jokowi saat membuka rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).
SBY bersyukur goncangan ekonomi tersebut tak berlangsung lama. Pemerintahan saat itu dapat 'bernafas lega' setelah harga minyak dunia berangsur turun.
Situasi itu menurutnya membawa Indonesia terbebas dari ancaman krisis global.
Berangkat dari cerita itu, SBY berharap agar Jokowi dapat mengatasi masalah perekonomian Indonesia yang saat ini menjadi sorotan. Menurutnya, Jokowi akan mengahadapi tantangan baru dalam mengelola ekonomi Indonesia di tingkat global.
Dia mengatakan masyarakat Indonesia memiliki harapan yang tinggi akan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kami sungguh berharap ekonomi tumbuh tinggi dan kuat, sehingga taraf hidup menjadi lebih baik lagi," katanya.
SBY mengatakan Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan dan memperkuat perekonomiannya di tengah pertumbuhan ekonomi global dan regional saat ini, khususnya di sektor pangan dan energi.
"Harga komoditas pangan dan energi penerimaan negara kita akan meningkat, ini jadi peluang besar dan baik untuk betul meningkatkan kesejahteraan rakyat," ujar SBY.
(dal/pmg)