Jakarta, CNN Indonesia -- Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh Perusahaan Daerah Perusahaan Air Minum Jaya (PD Pam Jaya) di DKI Jakarta masih 60 persen.
Direktur Utama PAM Jaya Erlan Hidayat mengatakan wilayah yang belum terjangkau jaringan pipa air PAM mayoritas berada di Jakarta Barat, antara lain Cengkareng, Tegal Alur, dan Kamal Muara.
"Kami mesti mengakui bahwa
coverage Jakarta baru 60 persen. Artinya, enggak di semua daerah kami punya pipa yang ada airnya," kata Erlan di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Selasa (13/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu ia sampaikan usai rapat koordinasi teknis dengan Kementerian PUPR, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, dan jajaran Pemprov DKI.
Erlan mengkritik pemilik gedung pencakar langit di ibu kota masih menyedot air tanah sehingga menyebabkan penurunan permukaan tanah dan memicu kerusakan lingkungan.
Menurutnya, PAM Jaya telah melakukan dua kali sosialisasi pada 2016 dan 2017 kepada para pemilik gedung di kawasan bisnis seperti Kuningan, Gatot Subroto, Sudirman, dan MH Thamrin.
Para pemilik gedung di kawasan tersebut diimbau tidak menyedot air tanah, tapi memanfaatkan layanan air bersih dari operator Palyja yang bekerjasama dengan PAM Jaya.
"Di daerah yang sudah ada pipa dan airnya,
mbok ya jangan ambil (air tanah) terus dong," ujarnya.
Pernyataan Erlan sekaligus menanggapi instruksi Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno agar PAM Jaya berinvestasi dalam membangun pipanisasi ke semua titik di ibu kota.
PAM Jaya pun tengah berupaya membangun jaringan pipa dan delapan
water treatment plant (WTP) atau instalasi pengolahan air (IPA) di Buaran 1, Buaran 2, Pulo Gadung, Pejompongan 1, Pejompongan 2, Pesanggrahan, Taman Kota, dan Hutan Kota Penjaringan.
Erlan memperkirakan, setiap WTP mampu menyuplai 500 liter air per detik untuk memenuhi kebutuhan 50 ribu pelanggan.
"Enggak banyak ya. Paling 3 sampai 5 persen (tambahan airnya), enggak banyak," ujarnya.
(pmg/wis)