KPK Terbuka dengan Komnas HAM Ungkap Kasus Air Keras Novel
Feri Agus | CNN Indonesia
Kamis, 15 Mar 2018 08:15 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal terbuka dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang telah membentuk tim untuk memantau kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Novel Baswedan.
"KPK terbuka untuk menerima teman-teman dari Komnas HAM untuk berkoordinasi lebih lanjut. Nanti teknisnya kami akan koordinasikan," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jakarta, Rabu (14/3).
Tim Komnas HAM telah meminta keterangan Novel terkait dengan kasus penyerangan air keras yang telah hampir enam bulan berlalu. Dalam pemeriksaan itu, Novel mendapat 23 pertanyaan yang berkaitan dengan kronologi penyiraman air keras pada April 2017.
Febri menyatakan KPK terbuka dengan semua pihak, termasuk Komnas HAM yang bertujuan mengungkap teror tersebut. Menurut dia, perlu pertemuan lebih lanjut untuk membicarakan teknis lebih detail.
"Spesifiknya apa tentu harus ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan yang lebih teknis," tuturnya.
Penyidik lain diteror
Febri mengakui ada penyidik KPK lainnya yang turut mendapat teror seperti Novel jauh sebelum peristiwa April 2017. Salah satu teror yang diterima penyidik KPK itu adalah perusakan mobil dengan disiram soda api.
"Mobil penyidik saat itu disiram dengan soda api sampai tentu terjadi kerusakan," kata dia.
Kejadian teror tersebut, kata Febri sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian, namun hingga kini pengusutan kasus tersebut tak terdengar lagi. Menurut Febri, meskipun penyidik KPK yang menerima teror tersebut telah diperiksa, pelaku perusakan belum tertangkap.
Oleh karena itu, lanjut Febri kasus-kasus teror yang belum berhasil diungkap pelakunya tersebut tak menutup kemungkinan bisa menimpa penyidik ataupun pegawai KPK lainnya atau kepada pihak yang bekerja dalam pemberantasan korupsi.
"Ini yang kami sebut berulang kali kalau pelaku teror atau pelaku serangan tidak ditemukan bukan hanya beresiko untuk pihak yang diserang pada saat itu, tapi kepada penyidik atau pegawai KPK yang lain," kata dia. (kid/gil)
"KPK terbuka untuk menerima teman-teman dari Komnas HAM untuk berkoordinasi lebih lanjut. Nanti teknisnya kami akan koordinasikan," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jakarta, Rabu (14/3).
Tim Komnas HAM telah meminta keterangan Novel terkait dengan kasus penyerangan air keras yang telah hampir enam bulan berlalu. Dalam pemeriksaan itu, Novel mendapat 23 pertanyaan yang berkaitan dengan kronologi penyiraman air keras pada April 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Polisi: Kasus Novel Hanya Masalah Waktu |
Febri menyatakan KPK terbuka dengan semua pihak, termasuk Komnas HAM yang bertujuan mengungkap teror tersebut. Menurut dia, perlu pertemuan lebih lanjut untuk membicarakan teknis lebih detail.
"Spesifiknya apa tentu harus ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan yang lebih teknis," tuturnya.
Febri mengakui ada penyidik KPK lainnya yang turut mendapat teror seperti Novel jauh sebelum peristiwa April 2017. Salah satu teror yang diterima penyidik KPK itu adalah perusakan mobil dengan disiram soda api.
"Mobil penyidik saat itu disiram dengan soda api sampai tentu terjadi kerusakan," kata dia.
Kejadian teror tersebut, kata Febri sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian, namun hingga kini pengusutan kasus tersebut tak terdengar lagi. Menurut Febri, meskipun penyidik KPK yang menerima teror tersebut telah diperiksa, pelaku perusakan belum tertangkap.
Oleh karena itu, lanjut Febri kasus-kasus teror yang belum berhasil diungkap pelakunya tersebut tak menutup kemungkinan bisa menimpa penyidik ataupun pegawai KPK lainnya atau kepada pihak yang bekerja dalam pemberantasan korupsi.
"Ini yang kami sebut berulang kali kalau pelaku teror atau pelaku serangan tidak ditemukan bukan hanya beresiko untuk pihak yang diserang pada saat itu, tapi kepada penyidik atau pegawai KPK yang lain," kata dia. (kid/gil)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK