Jakarta, CNN Indonesia -- Sumpah mubahalah yang dirancang kader muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pipin Sopian untuk Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah batal dilakukan.
Pipin mengklaim telah mencoba menghubungi Fahri melalui telepon pribadinya, namun tak juga mendapat respons. Kendati demikian, hal itu tidak akan menyurutkan semangat Pipin untuk terus menunggu kesiapan Fahri melakukan sumpah mubahalah.
Ia mengaku akan setia menunggu sampai Fahri mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada Ketua Umum PKS Sohibil Iman serta kader PKS lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan jika harus melakukannya di depan kakbah saya akan tunggu sampai saudara Fahri meminta maaf," ujarnya di Masjis Al-Hikmah, Jakarta Selatan, Jumat (16/3).
Pipin menjelaskan sebelum dirinya memutuskan menantang Fahri melakukan sumpah mubahalah dirinya, telah melakukan penyelidikan. Mulai dari membaca laporan Fahri pada anggota majelis Syuro PKS, membaca penjelasan DPP PKD tentang pemberhentian Fahri, hingga membaca keterangan tertulis Ketua Majelis Syuro PKS yang disampaikan di pengadilan.
"Kesimpulannya, semua dokumen di atas mengkonfirmasi bahwa ada beberapa pertemuan dan pembicaraan Ketua Majelis Syuro PKS dan saudara Fahri Hamzah," ujar Pipin.
Karenanya, menurut Pipin, apa yang disampaikan oleh Fahri di hadapan publik tentang pemberhentian dirinya sebagai kader PKS tidak benar.
Ia pun berharap melalui sumpah mubahalah tersebut dapat mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya terjadi antara Fahri dengan PKS.
"Mengungkapkan kebenaran siapa yang bohong dan yang jujur, menjaga kehormatan PKS dan pimpinan PKS," kata Pipin.
Lebih lanjut, Pipin juga meminta kepada seluruh kader PKS yang masih membenarkan pernyataan Fahri dan menyebarkan berita tidak benar untuk segera menghentikannya.
Sebelumnya, Fahri Hamzah memastikan dirinya tidak akan datang memenuhi tantangan Pipin Sopian untuk bermubahalah atau meminta doa kepada Allah agar diturunkan laknat jika terbukti berbohong.
"Saya masih di Gorontalo," kata Fahri kepada CNNIndonesia.com, Jumat (16/3).
Fahri juga menekankan tidak mengenal Pipin sebagai kader PKS. Ditambah lagi menurut Fahri dia hanya bersengketa dengan Presiden PKS Sohibul Iman. Fahri menegaskan tidak bersengketa dengan partai dan juga kader-kader PKS lainnya, termasuk Pipin.
"Dalam kasus ini saya tidak ada bersengketa dengan dia, saya juga tidak terlalu kenal," tegas Fahri.
Lebih lanjut, Fahri menjelaskan dalam menyelesaikan permasalahan hukum di Indonesia, lebih baik menjunjung tinggi hukum yang ditetapkan negara, bukan dengan cara lain seperti Mubahalah.
"Negara kita punya kita hukum keperdataan," urai Fahri.
(dal/sur)