Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia Tsamara Amany Alatas melontarkan guyonan dengan mengusung tanda pagar (tagar) #2019TetapJokowi.
Guyonan itu sekaligus merespons gerakan #2019GantiPresiden yang belakangan marak dikampanyekan sebagian masyarakat. Gerakan #2019GantiPresiden dicetuskan oleh politisi PKS Mardani Ali Sera untuk mengkritik pemerintahan Jokowi.
"Yang layak memimpin ya pak Jokowi. Sosok yang mengusung pluralisme, jelas. Komitmen terhadap toleransi, antikorupsinya jelas,
track record jelas, kinerja jelas. Kenapa harus ganti?
Hashtag-nya #2019TetapJokowi ya," ujar Tsamara sambil tertawa usai menjadi pembicara pada diskusi dan peluncuran buku
NU Penjaga NKRI di kantor PBNU, Selasa (10/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gerakan #2019GantiPresiden memang ramai dibicarakan belakangan. Sejumlah pihak berbeda pendapat soal gerakan tersebut.
Kemendagri menilai gerakan itu tidak etis secara politik, jika dimaksudkan untuk kampanye. Sementara KPU dan Bawaslu tidak mempersoalkan gerakan itu dan tidak menganggapnya sebagai bagian dari mencuri start kampanye Pilpres 2019.
Tsamara juga merespons pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang mengklaim Jokowi mulai ikut-ikutan gaya pidato Prabowo yang berapi-api.
Menurut perempuan berusia 21 tahun itu, Jokowi sejak dulu memang sosok yang tegas dan memiliki pembawaan yang sering guyon.
"Saya enggak tahu gaya apa yang
ngikutin. Saya pikir pak Jokowi dari dulu seperti itu. Beliau memang sosok tegas yang penuh guyon. Dan beliau selalu ekspresif di depan relawan-relawannya. Yang
ngikutin apa? Harus ditanya ke pak Fadli," tuturnya.
Jokowi berpidato dengan berapi-api dalam sebuah acara di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/4). Dalam pidatonya Jokowi menyinggung sejumlah isu terutama tuduhan yang kerap dialamatkan kepada dirinya, seperti tuduhan antek asing dan aseng hingga kader PKI.
Tak hanya itu, Jokowi juga menyinggung peringatan Prabowo soal Indonesia yang bisa bubar pada 2030.
(wis/gil)