Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu penumpang Lion Air JT 892 yang tergelincir di Bandara Jalaludin Gorontalo, Minggu malam, Harris Zakaria, menduga pilot telah memaksakan pesawat untuk mendarat atau
landing saat curah hujan tinggi.
"Anggapan saya bahwa pilot memaksakan
landing," kata salah satu penumpang Lion Air Harris Zakaria, kepada Antara, semalam (29/4).
Pesawat Lion Air dari Makassar ke Gorontalo itu, harusnya tiba jam 19.30 wita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengakui, setelah mendarat pesawat oleng dan tiba-tiba ada guncangan keras, kemudian pesawat berhenti.
"Saya lihat roda pesawat depan patah dan beberapa penumpang pingsan dalam pesawat," katanya.
Saat pesawat mendarat, proses evakuasi langsung dilakukan. Namun Harris yang juga wartawan TVRI itu mengaku kesal hanya ada dua mobil yang bergerak di bandara.
"Penumpang dibiarkan beberapa saat di landasan dan kondisi masih hujan," katanya.
Belum ada hasil investigasi resmi atas kejadian
pesawat Lion Air tergelincir di Bandara Gorontalo.Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan pesawat dengan penerbangan nomor JT 892 tersebut membawa 177 penumpang dan tujuh kru pesawat. Pesawat terbang dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Tujuh kru pesawat nahas ini adalah Kapten Djoko Sigit, kopilot Debi Ade dan awak kabin yakni Rima Zaenab, Rani Hartanti, Indriany, Elsa Aprilyani dan Juviny Monica.
"Seluruh penumpang dan kru sudah dievakuasi dengan keadaan selamat. Saat ini berada di ruang terminal bandara," kata Danang dalam keterangan tertulisnya.
Pihak Lion Air, lanjutnya, saat ini bekerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan proses evakuasi pesawat dan penyelidikan lebih lanjut atas kejadian ini.
"Lion Air Group akan meminimalisir dampak yang timbul dari kejadian tersebut, agar penerbangan-penerbangan lainnya tidak terganggu," tandas Danang.
(gil)