Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPP Gerindra Habiburokhman membandingkan Jakarta dengan Korea Utara dan negara Komunis karena terlalu banyak larangan berpolitik, baik di masjid maupun
Car Free Day (CFD).
Memakai kaus bertagar pun dilarang.
"Ini kami kaus beli dengan uang sendiri. Kalau di masjid tidak boleh berpolitik, kalau di CFD tidak boleh berpolitik, mungkin ini bukan di Jakarta. Mungkin ini di Korea Utara," kata Habiburokhman dalam pidatonya di acara Deklarasi Akbar Relawan Nasional #2019GantiPresiden di pintu Monas Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta, Minggu (6/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita di Indonesia bebas berekspresi. Padahal kalau cuma pakai kaus, jalan kaki ya tidak apa-apa. Ini kan negara demokrasi terbesar di dunia, jangan kayak komunis," lanjutnya.
Menurutnya, pada Orde Baru sekalipun, ia bebas memakai baju dengan atribut berbau politik. Habiburokhman lantas menyebut ini merupakan kemunduran kebebasan berpendapat di Indonesia.
"Orang pakai kaus itu tidak masalah. Zaman Orba saja saya pakai kaus politik, ke mana-mana tidak ada yang mengganggu. Ini zaman Reformasi kok seperti di Korea Utara," tukasnya.
Lebih lanjut, ia pun menekankan agar para relawan tidak perlu takut memakai atribut bertagar #2019GantiPresiden. Ia merasa itu sebagai sebuah kebebasan, yang dijamin dalam Hak Asasi Manusia dan merupakan hal yang konstitusional.
"Jadi rekan-rekan saudaraku kalau sudah ada yang mendapatkan intimidasi, kalau ada yang dapat persoalan hak karena pakai atribut #2019GantiPresiden bisa lapor kepada Advokat Cinta Tanah Air (ACTA)," ujar Habiburokhman menegaskan.
Ia juga menyebut Deklarasi Akbar Relawan Nasional #2019GantiPresiden tidak melanggar Peraturan Gubernur Nomor 12 tahun 2016. Peraturan itu melarang agenda politik dilakukan di CFD. Namun menurut Habiburokhman, acara tersebut tidak ada hubungannya dengan politik.
Acara deklarasi hanya penyampaian aspirasi semata.
"Larangannya tidak boleh partai politik berorasi yang menghasut dan SARA. Kan ini [deklarasi] tidak ada tiga-tiganya, bukan parpol, SARA dan menghasut," ujar Habiburokhman.
Acara itu digelar sejak pukul 09.00 pagi tadi dan diramaikan ratusan relawan berkaus #2019GantiPresiden. Acara sempat menimbulkan kekhawatiran, karena dilaksanakan berdekatan dengan CFD. Deklarasi pun sempat berganti tempat, sampai akhirnya kembali ke semula.
(rsa)