Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyebut pihaknya akan menggunakan senjata jika negosiasi dengan para tahanan di
Mako Brimob, Depok, tak menghasilkan titik temu. Saat ini tiga blok masih dikuasai tahanan.
Setyo menyebut cara ini akan digunakan sebagai opsi terakhir dan polisi dilindungi undang-undang untuk menggunakan senjata dalam perkara ini.
"Negosiasi enggak ada batas waktu. Setelah negosiasi, masih ada negosiasi lain. Kalau mau menyerah, kita terima. Kalau tetap ngotot kita paksa menyerah. Kita kan dilindungi undang-undang pakai senjata," ucap Setyo saat ditemui di Markas Badan Pemeliharaan Polri, Depok, Rabu (9/5).
Meski begitu kini polisi masih berusaha untuk menyelesaikan konflik melalui negosiasi. Setyo menyebut tiga atau empat orang dari Polri ditugaskan untuk bernegosiasi dengan para tahanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka memberikan ponsel kepada para tahanan dan berkomunikasi lewat ponsel tersebut.
Setyo juga mengonfirmasi kini sudah tiga dari enam blok yang dikuasai tahanan, yaitu Blok A, B, dan C. Ada sekitar 160 tahanan di sana, tetapi yang melakukan perlawanan sekitar 40 orang.
"Ada enam blok, tiga yang dikuasai," ucapnya.
Sementara tiga blok lagi jadi zona yang tak bisa diakses para tahanan dan juga polri karena rawan memicu konflik. Salah satu tahanan bernama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih ada di salah satu dari tiga blok tersebut.
"Pak Ahok di blok lain, moga-moga baik-baik saja," ujar Setyo.
Sebelumnya, terjadi kerusuhan di Rumah Tahanan Mako Brimob, Depok, pada Selasa (9/5). Polisi mengklaim kerusuhan dipicu hal sepele soal salah paham tentang makanan kiriman.
Polisi telah mengonfirmasi ada enam orang yang tewas dalam kericuhan itu. Lima di antaranya adalah anggota Densus 88 yang bertugas menjaga Mako Brimob. Satu lainnya adalah tahanan yang melawan aparat.
(pmg)