Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengakui serangan besar-besaran oleh jarigan terorisme yang diterima oleh intelijen akan dilakukan pada 11 Mei lalu.
Menurut Wawan, serangan besar-besaran itu akan dilancarkan ke
markas besar atau kantor kepolisian.
"Serangan besar-besaran target utamanya kantor polisi. Tapi serangan itu di
delay," kata Wawan kepada CNN Indonesia TV, Senin (14/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Wawan menjelaskan, Mapolrestabes Surabaya merupakan salah satu alternatif yang akan diserang oleh kelompok teroris tersebut. Namun, kelompok teroris mencoba melakukan pengalilhan lewat
pengeboman tiga gereja di Surabaya.
"Pagi ini sasaran utamnya dihantam, di Mapolrestabes Surabaya," ungkap Wawan.
Sementara kejadian ledakan yang terdengar di sebuah Rusunawa di Siduarjo menurut Wawan resmi kelalaian atau kecelakaan dari pelaku teror. Menurutnya, pelaku belum memahami secara utuh watak bom yang mereka gunakan.
"Watak bom itu kadang di kemiringan tertentu bisa meledak, atau ada yang gagal menngontrol
remote. Jadi mereka kurang menguasai," kata Wawan.
Lebih lanjut, Wawan mengaku jika beberapa daerah sudah meningkatkan status siaga 1, terutama di kantor-kantor kepolisian. Pasalnya, para kelompok teroris memang sudah melakukan pemetaan terhadap kantor polisi yang menjadi sasaran utama mereka.
Selain pemetaan, para kelompok teroris sengaja menyebarkan informasi hoaks soal adanya ancaman dan ledakan di beberapa titik agar masyarakat dan aparat semakin takut.
Kelompok teroris menurut Wawan sudah mengetahui rencana mereka akan digagalkan yang berimbas dengan terkuaknya jaringan. Pasalnya tidak sedikit diantara mereka yang sudah diamankan oleh polisi dalam kondisi hidup.
"Karena takut terungkap jaringannya mereka menyerang lebih cepat. Ini yang perlu diantisipasi oleh aparat dan juga masyarakat soal lingkungan atau tetangga mereka," kata Wawan
(dal)