Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengklaim wilayahnya sudah lama mengantisipasi persoalan terorisme.
Hal ini diungkapkan menanggapi sejumlah aksi teror yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia selama sepekan terakhir.
Menurut Ganjar, pihaknya lebih fokus pada upaya-upaya preventif, seperti melakukan sosialisasi dan memberikan pendidikan yang maksimal kepada anak-anak.
"Kami gerakkan tokoh masyarakat, tokoh agama, bahkan kami dorong guru-guru untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak, karena pendidikan bisa mengubah ideologi," kata Ganjar saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Senin (21/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengatakan pengamanan di daerah Jateng sempat diperketat pascaperistiwa teror di beberapa daerah.
"Ada pengetatan pasti, karena yang namanya siaga itu melihat eskalasi. Jadi pengetatan dan pengendoran itu kita lihat tergantung situasi," ujarnya.
Sebelumnya, terjadi rentetan teror bom bunuh diri pada Minggu (13/5) yang dilakukan oleh satu keluarga di tiga gereja secara terpisah di Surabaya.
Kemudian, pada malam harinya, ada ledakan bom 'senjata makan tuan' di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, yang juga melibatkan satu keluarga.
Pada Senin (14/5) pagi giliran Mapolrestabes Surabaya diteror bom bunuh diri yang dibawa satu keluarga.
Dua hari kemudian (16/5), sekelompok terduga teroris melakukan penyerangan ke Mapolda Riau sekitar pukul 09.00 WIB hingga menyebabkan satu anggota polisi meninggal, serta dua personel lainnya dan seorang jurnalis terluka.
(lav)