Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri
Tjahjo Kumolo masih terdaftar sebagai pemilih di
pilgub Jawa Tengah 2018 meski sudah memiliki KTP Jakarta. Dia menduga kasus serupa juga terjadi di daerah lain.
Tjahjo pun meminta Komisi Pemilihan Umum lebih proaktif dalam mempersiapkan pemilu ke depan, khususnya dalam mengoreksi data pemilih jelang pencoblosan.
"Kemungkinan masih ada [kejadian serupa]. Perlu
update kembali dari KPU untuk proaktif dalam persiapan pileg dan pilpres tahun depan," ucap Tjahjo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dirinya, politisi PDIP itu mengakui beberapa anggota keluarganya yang telah ber-KTP Jakarta juga masih terdaftar sebagai pemilih di pilgub Jateng.
"Saya dan beberapa keluarga saya masih terdaftar di sini. Padahal sudah ber-KTP Jakarta semua. Pilkada kemarin saya
nyoblos di Jakarta, enggak di sini," tutur Tjahjo saat ditemui di Semarang.
Tjahjo berdalih kunjungannya ke Semarang saat pilkada serentak untuk mengklarifikasi kasus itu. Ia mengunjungi TPS di Jalan Citarum, Semarang Timur, Kota Semarang guna mengklarifikasi hal tersebut.
Politikus PDIP ini ingin memastikan surat suara dia dan anggota keluarganya tak disalahgunakan. Namun dia membantah kunjungannya ke Jawa Tengah, basis suara PDIP, bernuansa politis.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Abhan meminta KPU belajar dari hal ini agar tak terulang saat pemilu 2019 mendatang. Saat ini, menurutnya, formulir C-6 milik Tjahjo sudah ditarik TPS agar tidak disalahgunakan.
"Saya kira contohnya seperti begini harus diverifikasi oleh KPU nanti DPT-nya [Pemilu 2019] bagaimana. Proses kemarin kan DPS, nanti ada perbaikan untuk DPT, nanti untuk DPT harus valid validasinya," kata Abhan saat ditemui di Semarang, Rabu (27/6).
Abhan menyebut Bawaslu masih menelusuri apakah masih ada lagi kasus serupa di daerah lain.
Pada pilgub Jateng 2018, ada dua pasangan calon yang berkontestasi. Petahana Ganjar Pranowo-Taj Yasin didukung PDIP, PPP, Demokrat, Nasdem dan Golkar.
Sementara pesaingnya Sudirman Said maju di Pilgub Jateng 2018 bersama Ida Fauziah dan didukung Gerindra, PKB, PKS, serta PAN.
(pmg/asa)