Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menilai Pilkada serentak yang mencapai puncaknya dengan pemungutan suara pada hari ini, Rabu (27/6), berlangsung sukses dan aman.
Hal tersebut disampaikannya usai melakukan
video conference dengan sejumlah anggota kepolisian dan TNI di Mabes Polri, Jakarta Selatan. Saat melakukan konferensi tersebut, Wiranto duduk bersama dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Seluruh wilayah pemilihan dilaporkan secara umum aman, damai, tertib, lancar dan terkendali," ujar Wiranto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Wiranto tidak menutup mata ada sejumlah kendala yang berkaitan dengan teknis di beberapa daerah. Tanpa merinci daerah-daerah dimaksud, dia menyebut kendala teknis yang ia maksudkan adalah kekurangan surat suara dan surat suara yang dilarikan petugas KPPS. Namun, Wiranto memastikan permasalahan-permasalahan tersebut telah diatasi dan pemungutan suara tetap berlangsung.
Selain itu, Wiranto mengatakan, pihaknya tidak mendapatkan laporan terjadinya pelanggaran netralitas.
"Tidak ada laporan tentang pelanggaran netralitas dari petugas maupun dari aparat keamanan baik dari anggota Polri, TNI maupun BIN tidak ada laporan pelanggaran netralitas," tuturnya.
 Warga melakukan pencoblosan di balik bilik suara dalam Pilkada setempat. Ada 171 daerah, 17 di antaranya provinsi, menggelar pilkada secara serentak, 27 Juni 2018. (CNNIndonesia/Safir Makki) |
Pengamanan Bukan Hanya Pemungutan SuaraLebih lanjut, Wiranto mengingatkan pengawalan untuk keamanan saat Pilkada serentak 2018 tidak hanya dilakukan saat pemungutan suara di TPS-TPS.
Wiranto mengatakan anggota polisi dan TNI masih harus melakukan pengawalan untuk proses pembawaan surat suara masyarakat dari TPS ke KPU tingkat provinsi hingga perhitungan suara terakhir oleh lembaga yang sah.
"Kita sudah menekankan ke aparat keamanan untuk mengawal agar aman ke tempat penghitungan terakhir," ujarnya.
Mantan Panglima ABRI (sekarang TNI) itu menegaskan pengamanan tersebut harus dilakukan demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecurigaan di antara para paslon yang menilai terjadi kecurangan.
Selain menegaskan soal pengamanan hingga tempat perhitungan suara terakhir, Wiranto juga mengimbau para paslon dapat menjaga pendukungnya tak emosional dalam menghadapi hasil hitungan suara sementara (
quick count).
"Kita menjaga dan mengajak yang kalah dan menang menghadapi dengan sikap yang baik, demokratis dan kesatria," ucapnya.
(kid)