Cak Imin Minta Sejarah Peringatan Hari Proklamasi Diluruskan

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Jumat, 13 Jul 2018 02:43 WIB
Muhaimin Iskandar mengaku kerap mendengar panitia proklamasi 17 Agustus menyebut kemerdekaan negara Indonesia, seharusnya kemerdekaan bangsa Indonesia.
Muhaimin Iskandar. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meminta pelurusan sejarah terkait kemerdekaan Indonesia. Menurutnya, kemerdekaan bukan untuk sebuah negara melainkan bangsa.

Hal itu disampaikan dalam Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan di Gedung MPR, Jakarta, Kamis (12/7).

Muhaimin mengaku kerap mendengar panitia proklamasi 17 Agustus menyebut kemerdekaan negara Indonesia. Penyebutan itu, kata dia, bertentangan dengan rumusan asli.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita kaji rumusan aslinya bukan kemerdekaan negara Indonesia, tetapi kemerdekaan bangsa Indonesia," ujar Cak Imin.


Cak Imin menuturkan mengaku kecewa banyak pihak menilai kata bangsa merupakan hal sederhana. Padahal, ia menyebut kata bangsa sangat fundameltal dan filosofis.

Ia menjelaskan kata bangsa mewakili kesatuan keseluruhan wilayah di Indonesia. Tak hanya itu, bangsa mewakili keutuhan dan kehidupan.

"Bangsa bukan sekedar pembangunan fisik, tetapi lahir, batin, utuh, dan menyeluruh," ujarnya. 

Atas penjelasan itu, ia meminta seluruh panita proklamasi terhitung pada 17 Agustus 2018 dan tahun selanjutnya menyebut kemerdekaan bangsa Indonesia.

"Semoga harapan ini benar-benar didengar dan dilaksanakan oleh panitia nasional peringatan hari kemerdekaan bangsa Indonesia," ujar Cak Imin.


Selain pelurusan sejarah, Cak Imin juga menyampaikan ada disorientasi masyarakat salam berbangsa. Hal itu dibuktikan lewat terbentuknya poros yang tidak mempercayai keberadaan NKRI.

Poros itu, kata dia, menilai demokrasi merupakan sumber permasalahan bangsa. Sehingga, poros itu berusaha mewujudkan ideologi baru yang bertentangan dengan NKRI.

"Kenyataan ini diperparah dengan kondisi ekonomi kita yang sedang menghadapi tantangan dan hambatan," ujarnya. 

Atas hal itu, ia mengajak seluruh masyarakat melihat kembali lirik dalam lagu Indonesia Raya 3 Stanza secara cermat. Jika hal itu dilakukan, ia yakin dilema bangsa tidak akan terjadi ke depan.

(dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER