Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan, persatuan, dan kesatuan bangsa setelah pemilihan kepala daerah serentak, 27 Juni 2018.
Jokowi mengatakan jangan sampai warga terpecah karena perbedaan pilihan saat Pemilihan Umum, dan Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
"Marilah kita jaga ukhuwah bangsa kita aset bangsa kita kerukunan. Jangan sampai karena pilihan bupati, wakil kota, gubernur, hingga presiden, kita tidak saling sapa antartetangga di kampung," kata Jokowi di sela Pengajian Khataman Quran dan Haul di Ponpes An Najah Gondang Sragen, seperti dikutip dari
Antara, Sabtu (14/7) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jokowi biaya sosial yang diakibatkan perpecahan terlalu besar.
"Meski berbeda, tidak apa-apa, tetapi tetap rukun dan bersaudara. Jangan mudah terpancing dan menjelekkan orang lain. Selalulah berpikir positif dan tidak perlu berprasangka negatif," kata Jokowi.
Pada tahun politik ini, meski berbeda-beda suku, bahasa, dan agama, kata Jokowi, kerukunan antar warga harus tetap terjalin baik,
"Saya melihat masyarakat pada pilkada makin matang dan pintar dalam memilih pemimpinnya," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan Indonesia merupakan negara yang besar yang sering dilupakan, dan penduduk muslim terbesar di Dunia hingga saat ini. Indonesia memiliki sebanyak 262 juta jiwa dengan 17.000 pulau serta 714 suku yang berbeda-beda.
"Hal ini merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Kita memang berbeda beda. Akan tetapi, dengan Pancasila, kita bisa menjaga persatuan kesatuan bangsa," katanya.
Acara Pengajian Khataman Quran dan Haul di Ponpes An Najah Gondang Sragen dihadiri ribuan umat Islam. Acara diawali dengan pengajian khataman Alquran yang dilakukan oleh para santri.
Pimpinan Ponpes An Najah Gondang Sragen, KH Minanul Aziz Syathori merasa bangga atas kedatangan Jokowi di pondok ini. Kata dia, kedatangan Jokowi membuat para santri dan masyarakat di Sragen lebih termotivasi.
Ponpes An Najah didirikan pada 1958 oleh KH Ahmad Djisam Abdul Mannan dan kemudian membuka sekolah SMP, SMK dan madrasah aliyah. Jumlah santri sekarang 650 anak tetapi yang bisa tertampung di asrama hanya sekitar 20 persen.
"Ponpes An Najah yang pokok pendidikan menghafal Alquran dan kewirausahaan," katanya.
Kata Minanul, ruang belajar di ponpes tersebut terbatas. "Ibarat burungnya banyak tidak ada sangkarnya," kata Minanul.
Mendengar ucapan Minanul, Jokowi mengatakan akan menurunkan tim untuk memeriksa lahan yang rencananya akan digunakan untuk bangunan sekolah.
"Saya segera turunkan tim untuk memeriksa ke ponpes ini," kata Jokowi.
(ugo)