Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sabrar Fadhilah membantah pengangkatan Letnan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkostrad) TNI AD memiliki muatan politis karena berstatus sebagai menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono.
Ia menyatakan pengangkatan Andika telah melalui prosedur yang berlaku dan telah memenuhi persyaratan untuk menjabat posisi tersebut.
"Saya kira dari sisi kacamata kami, tidak ada urusan. Semua dilakukan karena memang sudah layak, baik, memenuhi persyaratan, dan seterusnya," kata Sabrar saat ditemui di KRI Soeharso, Senin (23/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendropriyono selain menantu Andika juga tercatat sebagai salah satu anggota tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014.
Sabrar menegaskan pertimbangan penunjukan Andika sebagai Pangkostrad lantaran yang bersangkutan memiliki prestasi yang moncer di bidang akademik maupun nonakademik.
"[Prestasinya] banyak, Gelar beliau bagus. sekolahnya bagus. Saya kira secara jabatan juga beliau melalui jabatan yang sudah sesuai," kata Sabrar.
Lebih lanjut Sabrar menyatakan bahwa mutasi di tubuh TNI sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier Perwira Tinggi.
"Pergantian pimpinan memang kebutuhan organisasi, orang-orangnya yang sudah memenuhi persyaratan merit sistem, pendidikan, dan jabatan," ujarnya.
Andika Perkasa tercatat adalah lulusan Akademi Militer tahun 1987. Sebelum menjadi Pangkostrad, Andika menjabat sebagai komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Dankodiklatad) TNI AD.
Kariernya dimulai saat menjadi prajurit infanteri dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus), lantas menjabat Komandan Resimen Induk Daerah Militer Jaya tahun 2011 dan Komandan Resort Militer 023/Kawal Samudera tahun 2012.
Andika juga tercatat sebagai lulusan terbaik Sekolah Staf Komando TNI Angkatan Darat (Seskoad) tahun 2000. Bukan hanya itu, dia juga bersekolah di Harvard University, Amerika Serikat hingga meraih gelar Master of Science (MSc) dan Doctor of Philosophy (Phd).
Pada Januari 2018 dia baru saja naik pangkat dari status Mayor Jenderal menjadi Letnan Jenderal.
(wis)