Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn)
Gatot Nurmantyo mengakui peluangnya menjadi calon presiden atau wakil presiden semakin sempit berdasarkan situasi politik saat ini. Namun Gatot menolak menyerah dalam pertarungan memperebutkan kursi capres atau cawapres.
Menurut Gatot situasi politik saat ini masih cair meski bangunan koalisi hampir mengerucut pada dua kubu saja.
"Secara logika politik, kan, enggak ada peluang, gitu loh. Bener kan? Tapi semuanya masih cair. Saya menggunakan logika keyakinan saya, iman saya, bahwa takdir pasti akan datang untuk siapanya enggak tahu kita tunggu," kata Gatot di Jakarta, Selasa (24/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gatot menjelaskan peluangnya mengecil lantaran sejumlah partai telah menyatakan dukungan terhadap Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan untuk posisi calon wakil presiden, rata-rata pimpinan partai mengajukan ketua umum.
Hal serupa, menurut Gatot, terjadi di pihak oposisi yang menginginkan ketua partai menjadi calon presiden dan wakil presiden.
"Logika politik bahwa hampir semua partai yang satu sudah mencalonkan pak jokowi sebagai presiden, PDIP, NasDem juga yang lainnya mencalonkan ketuanya presiden ada yang menjadi wakil presiden. Jadi, semuanya penuh padahal syarat calon presiden adalah
presidential treshold 20 persen," ujar dia.
KPU menetapkan masa pendaftaran capres dan cawapres pada 4 sampai 10 Agustus 2018.
Sampai saat ini baru ada dua tokoh yang diyakini mendaftar sebagai bakal calon presiden, yakni petahana Joko Widodo dan Prabowo Subianto dari kubu oposisi.
Jokowi didukung oleh PDI Perjuangan, Golkar, NasDem, PPP, PKB, dan Hanura. Sementara Prabowo masih menjalin komunikasi dengan PKS, PAN, dan Demokrat untuk membangun koalisi.
(wis/sur)