Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah warga Jakarta meragukan pemerintah yang mengklaim tak memiliki dana untuk mempercantik kota dalam menyambut
Asian Games 2018. Hal ini merespons mural Asian Games yang digambar petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) alias pasukan oranye.
Seorang warga, Madi, menyatakan tak percaya bahwa Pemprov DKI Jakarta tidak menganggarkan dana khusus untuk pihak kelurahan demi mengubah wajah kota.
"Tidak mungkin pemerintah tidak punya dana untuk mempercantik kota. Indonesia ini negara besar. Hanya untuk mempercantik kota pasti ada dananya," kata Madi saat ditemui di halte Depsos, Jakarta, Rabu (25/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lurah Paseban Jakarta Pusat Arif Budianto Ismutakhirum sempat mengatakan tidak ada dana khusus yang dikucurkan oleh pihak Pemprov untuk memperindah kota di tingkat kelurahan. Menurutnya,
mural Asian Games 2018 mengandalkan inisiatif setiap kelurahan dan swadaya masyarakat.
Arif menambahkan, petugas PPSU ditunjuk untuk membuat mural bertema Asian Games 2018. Ia mendapat instruksi dari Gubernur Anies untuk mempercantik kota.
Namun, kata Arif, instruksi itu tidak langsung meminta PPSU untuk melukis. Anies hanya menginstruksikan agar ada partisipasi warga dalam memeriahkan Asian Games.
"Pak Gubernur ingin meningkatkan partisipasi warga. Saya percaya enggak susah untuk Pemprov kerja sama dengan perusahaan cat atau seniman, tapi kalau begitu di mana partisipasi warga?" kata Arif.
Mural yang dibuat petugas PPSU di Kelurahan Kemang Utara, Jakarta. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Sejumlah netizen di media sosial menilai seharusnya pemerintah berkerja sama dengan seniman yang biasa membuat mural untuk menghias kota.
Meski demikian, sebagian warga mengapresiasi lukisan seadanya buatan pasukan oranye. Wardi, penjual makanan di perempatan Matraman, Jakarta Pusat, mengatakan gambar-gambar itu menjadikan dinding lebih ramai dan tercipta suasana menyambut Asian Games.
"Baguslah, walaupun yang gambar bukan seniman. Lebih bagus daripada coretan-coretan enggak jelas di situ," katanya.
 Salah satu spot hiasan mural Asian Games di kawasan Kemang Jakarta. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Hal yang sama juga dirasakan Helmi. Sebagai salah satu warga Paseban, Jakarta Pusat, yang ikut membantu pasukan oranye melukis di tembok trotoar, dia bersemangat menyambut gelaran olahraga tersebut.
Dia ingin merasakan kembali gelora Asia Games yang dulu pernah digelar di Indoensia pada 1962.
"Antusias sekali. Ngecat di trotoar itu partisipasi kami karena diajak Pak Lurah. Kita siapkan cat, kopi, umbul-umbul dan spanduk juga," ujar Helmi.
Sementara, Rendi, salah satu warga yang melewati dinding mural berpendapat, lukisan tembok itu akan lebih bagus ketika didesain dengan serius agar tak meninggalkan kesan asal-asalan.
"Menurutku asalkan telah menggunakan desain yang bagus dan direncanakan dengan baik tentu akan lebih bagus, itu lebih baik daripada grafiti yang asal-asalan," ujarnya.
(pmg/gil)