Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan aktivis 212 Kapitra Ampera, yang kini menjadi bakal caleg PDI Perjuangan, akan memilih Joko Widodo sebagai presiden dua periode jika pada Pilpres 2019 dipertemukan dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
"Kalau cuma dua orang calon itu ya sudah saya pilih yang sudah ada dan tidak mulai lagi dari awal. Biarkan (Jokowi) meneruskan progamnya cuma harus ada kontrol yang ketat," kata Kapitra dalam konferensi pers yang digelarnya di Hotel Bidakara, Minggu (29/7).
Kapitra menilai pembaruan sistem akan terjadi lagi apabila presiden diganti baru. Apalagi saat ini sedang terjadi masalah di sektor ekonomi seperti pelemahan rupiah, nilai barang yang semakin mahal dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Prabowo mulai lagi dari baru ulang lagi rombak lagi. Tahu kan setiap ganti kabinet ganti sistem pendidikan, ganti semua, capek," ujarnya.
Saat ditanya siapa cawapres yang cocok untuk Jokowi, Kapitra mengaku tak sempat memikirkannya. Dia mengaku sedang dalam keadaan patah hati Itjima mencalonkan Prabowo sebagai capres.
"Saya ini orang yang lagi patah hati, jadi enggak memikirkan itu karena saya adalah orang yang sedang terluka bersama umat-umat islam yang lain bahwa ulama kita justru tidak memilih imam besarnya menjadi calon presiden," ucapnya.
Pernyataan Kapitra tersebut menjurus pada hasil pertemuan Ijtima Ulama dan tokoh nasional yang berlangsung 27-29 Juli 2018. Ijtima Ulama telah merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Ada dua skenario pasangan Prabowo. Opsi pertama, dia didampingi Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al Jufri; sementara pilihan kedua, ia disandingkan dengan ulama Abdul Somad.
Dua rekomendasi ini diklaim merupakan hasil diskusi langsung dengan Rizieq Shihab. Ijtima Ulama yang digelar GNPF mengundang lima partai politik, yakni Partai Gerindra, PKS, PAN, PBB dan Partai Berkarya.
Kapitra secara gamblang menyatakan tak sepakat dengan rekomendasi tersebut. Dia menganggap Rizieq sebagai Imam Besar seharusnya direkomendasikan sebagai capres.
(gil)