Pengungsi Gempa NTB Butuh Bantuan Air Bersih

Jakarta, CNN Indonesia -- Para pengungsi korban gempa Nusa Tenggara Barat (NTB) masih sulit mendapatkan air bersih.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kondisi air pada titik pengungsian yang tersebar di wilayah Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur tidak layak konsumsi.

"Air bersih masih diperlukan untuk [Kabupaten] Lombok Utara dan Timur, airnya masih kuning dan tidak dapat dikonsumsi. Air dipengungsian juga airnya terbatas," kata Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (6/8).

Lihat juga: BNPB: 7 Turis Domestik Tewas Korban Gempa di Gili Trawangan

BNPB mengirimkan mobil tanki air ke daerah-daerah pengungsian untuk mengatasi kebutuhan air bersih. Selain itu, pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat juga akan melakukan pengeboran dan memasang mesin hidran untuk menyalurkan air.

"Kementerian PU (Pekerjaan Umum) juga masih melayani pengungsi membangun MCK portabel," kata Sutopo.

Berdasarkan data BNPB hingga Senin (6/8) petang, tercatat 98 korban tewas dan 209 korban luka-luka akibat bencana gempa yang mengguncang wilayah Lombok, NTB pada Minggu (5/8).

Sejauh ini, BNPB juga mencatat warga yang mengungsi akibat gempa mencapai 20 ribu jiwa. Jumlah yang besar ini karena masih ada sisa pengungsi korban gempa NTB pada 29 Juli lalu.

"Kebutuhan mendesak saat ini, tenaga medis, obat-obatan, makanan siap saji banyak sekali, makanan balita, tenda pengungsian baik bersama-sama dan tenda pengungsian tingkat keluarga," kata Sutopo.

Sutopo menyampaikan hampir sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh. Wilayah yang terdampak paling parah akibat gempa 7 SR akhir pekan lalu adalah Kabupaten Lombok Utara, NTB.

Lihat juga: BNPB: Masa Tanggap Darurat Gempa NTB Hingga 11 Agustus

(pmg/kid)