Jakarta, CNN Indonesia --
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku merasa difitnah terkait cuitan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat
Andi Arief di Twitter, soal mahar politik dari Sandiaga Uno terkait bursa cawapres pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019 mendatang. PKS menyatakan akan melaporkan hal tersebut kepada polisi.
Ketua DPP PKS Bidang Humas Ledia Hanifa menyatakan tudingan dilontarkan Andi Arief sangat serius, karena menerima mahar politik dalam proses pencalonan presiden adalah tindakan pidana pemilu yang fatal.
"Pernyataan Andi Arief jelas fitnah keji. Ini tudingan tidak main-main yang memiliki konsekuensi hukum terhadap yang bersangkutan," kata Ledia melalui siaran pers, Kamis (9/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut kata Ledia, sebagai anggota partai politik yang sempat berkuasa di Indonesia tidak selayaknya Andi sembarangan melempar fitnah kepada institusi, apalagi hal itu dilakukan secara terbuka.
Ledia juga menyebut hingga saat ini Partai Demokrat tidak juga memberikan klarifikasi terkait pernyataan itu.
"Saya melihat tidak ada klarifikasi resmi dari partainya sehingga kami menyimpulkan ini juga merupakan sikap institusi partai tempat Andi Arief bernaung," kata dia.
Andi Arief mencuit soal Prabowo yang dianggap telah berkhianat kepada Partai Demokrat pada Rabu malam kemarin. Tak tanggung-tanggung dia bahkan mencemooh Prabowo dengan sebutan 'jendral kardus'.
Andi menuding Sandiaga Uno sebagai orang yang memberi mahar politik kepada Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional, sehingga bisa menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo.
(ayp/gil)