Jakarta, CNN Indonesia -- Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Bandeng rute Tobelo-Halmahera Utara-Bitung, Sulawesi Utara, dilaporkan tenggelam di perairan Loloda, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Rabu (15/8) sekitar pukul 15.32 WIT.
Kapal feri yang membawa 42 orang itu disebut tenggelam usai mengalami mati mesin dan dihantam ombak tak lama setelah bertolak dari Tobelo.
"Kami menerima informasi tenggelamnya kapal dari penumpang Bandeng atas nama Erwin Mahasari yang menelepon ke Pos SAR Tobelo. Katanya kapal mengalami mati mesin dan dihantam ombak hingga tenggelam di sekitar perairan Loloda, sebelah barat depan Pulau Ibu," ungkap Komandan Pos SAR Ternate, Muhammad Arafah kepada
CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KMP Bandeng berlayar dari Halmahera Utara menuju Bitung dengan membawa 24 penumpang dan 18 anak buah kapal (ABK). Kapal ini juga memuat kendaraan berupa delapan truk sedang dan empat truk besar.
"Menerima informasi tersebut, KN Pandudewanata yang kebetulan lokasinya 88,5 mil laut dari koordinat KMP Bandeng langsung diarahkan ke lokasi. Estimasi waktu Pandudewanata menuju ke sana sekitar 4 jam 25 menit," sambung Arafah.
Pandudewanata sendiri sedang dalam misi operasi mencari KM Kairos yang sudah tiga hari hilang kontak. Kapal yang memuat 18 warga Kelurahan Mayau, Kecamatan Pulau Batang Dua, Kota Ternate itu hilang dalam pelayaran dari Bitung menuju Mayau, Minggu (12/8).
Sementara itu, Pos SAR Tobelo sempat berkoordinasi dengan keluarga penumpang KMP Bandeng. Dari kabar yang didapat, feri tersebut sudah tenggelam.
"Seluruh penumpang sementara evakuasi mandiri dengan menggunakan empat sekoci sekitar 40 mil laut barat daya Pulau Dama, Loloda Kepulauan," jelas Arafah.
(arh/gil)