Jokowi soal Stuntman: Kami Hanya Berikan Hiburan

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Senin, 20 Agu 2018 14:58 WIB
Jokowi angkat suara soal pro kontra penggunaan stuntman. Kata Jokowi, dia hanya ingin memberikan hiburan kepada masyarakat saat pembukaan Asian Games.
Presiden Joko Widodo mengendarai sepeda motor pada Upacara Pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8). (INASGOC/Dhoni Setiawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menanggapi pro kontra penggunaan pemeran pengganti atau stuntman dalam pembukaan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno beberapa waktu lalu.

"Ini kami memberikan sebuah hiburan ada gagasan ide kreatif. Saya kira saya terima dengan senang hati kalau ada gagasan ide kreatif," kata Jokowi di Istana Merdeka, Senin (20/8).

Pembukaan Asian Games 2018 menarik perhatian masyarakat sebab Jokowi datang ke GBK menggunakan motor, sembari melakukan aksi-aksi berbahaya seperti selap-selip di kemacetan Jakarta, stoppie, hingga jumping.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video itu, muka Jokowi memang tak terlihat karena mengenakan helm hitam pekat.

Aksi itu tak dilakukan Jokowi sendiri. Ia dibantu Saddum So, pemeran pengganti Jokowi asal Thailand yang mengendarai motor Yamaha FZ1 hitam itu.
Hal itu terungkap melalui postingan Saddum tertanggal 3 Agustus 2018 yang tengah mengendarai motor yang dikaitkan dengan tali.

Aksi ini tak hanya menarik perhatian masyarakat Indonesia. Penampilan mantan Wali Kota Solo bersama pemeran penggantinya ini bahkan populer dan menjadi nomor urut satu di laman pencari Korea Selatan.

Jokowi menyatakan seluruh aksi di pembukaan Asian Games 2018 adalah hiburan bagi seluruh masyarakat dan penonton.

Aksi Jokowi itu sempat dipertanyakan Wakil Ketua Umum Demokrat Roy Suryo.

Roy berpendapat, pihak stasiun televisi yang menayangkan video tersebut seharusnya mencantumkan keterangan bahwa adegan tersebut melibatkan pemeran pengganti.

"Meski semalam saya tahu itu hanya bersifat "entertainment" saja, namun sebaiknya etika dalam penayangan di televisi dilakukan, apalagi ini melibatkan sosok orang pertama (Presiden) di Republik ini," kata Roy melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.
(ugo/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER