Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Yusuf menginginkan perluasan sistem ganjil genap yang diterapkan selama perhelatan Asian Games 2018 dipermanenkan.
Sebab, menurutnya setelah dievaluasi pihaknya melihat sistem ganjil genap berhasil. Keberhasilan itu, sambung Yusuf, juga diamini sejumlah pihak yang ikut hadir dalam focus group discussion (FDG) yang membahas tentang keberlanjutan sistem ganjil genap tersebut.
"Seluruh komponen yang hadir maupun stake holder yang ada dalam rapat kemarin menyatakan bahwa ini adalah berhasil," kata Yusuf di Balai Kota Jakarta, Jumat (31/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusuf menjelaskan ada sejumlah indikator yang menunjukkan keberhasilan sistem ganjil genap.
Pertama, meningkatnya kecepatan kendaraan antara 20-30 km/jam. Kedua, terjadinya perpindahan moda transportasi dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Ketiga, penurunan angka kecelakaan. Kendati demikian, Yusuf mengakui ada dampak lain berupa penurunan kecepatan kendaraan di jalan arteri yang tidak terkena sistem ganjil genap dengan persentase sekitar dua sampai tiga persen.
"Jadi kalau kita bandingkan dengan peningkatan kecepatan 20-30 persen, yang ini terjadi penurunan dua sampai tiga persen. Berarti kan ini lebih untung karena adanya suatu ganjil genap," tuturnya.
Yusuf menjelaskan sampai saat ini proses pembahasannya soal keberlanjutan sistem ganjil genap tersebut masih terus dibahas. Namun, melihat dari sejumlah keberhasilan sistem ganjil genap itu, dirinya pun menyarankan agar sistem ganjil genap dipermanenkan usai gelaran Asian Games 2018.
"Kalau saya menyarankan untuk dipermanenkan," ujar Yusuf.
Jika nantinya sistem ganjil genap dipermanenkan, Yusuf mengusulkan agar ada sedikit perubahan yang diterapkan dalam sistem tersebut.
"Bisa pengecualian hari libur, kalau usulan saya seperti itu," katanya.
Di sisi lain, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pihaknya masih terus mengkaji soal keberlanjutan sistem ganjil genap tersebut. Sebab, menurutnya untuk memutuskan kelanjutan sistem tersebut perlu mempertimbangkan potensi jangka panjang dari sistem ganjil genap. Potensi jangka panjang tersebut, kata Anies, terkait dengan perubahan perilaku masyarakat Jakarta dalam berkendara.
"Ini menyangkut lebih dari 10 juta kendaraan bermotor di Jakarta, jadi bukan soal oh ganjil genap diteruskan atau tidak, ini akan merubah perilaku," tutur Anies.
Selama Asian Games 2018, Pemprov DKI menerapkan perluasan sistem ganjil genap di sejumlah ruas jalan ibu kota di antaranya di kawasan Pondok Indah, Rasuna Said, MT Haryono.
Anies kemudian menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 77 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap selama penyelenggaraan Asian Games 2018.
Perluasan sistem ganjil genap ini dikecualikan untuk sejumlah pihak seperti kendaraan presiden, wapres, ketua lembaga negara, pelat merah, kontingen, transportasi umum, ambulans, dan pemadam kebakaran.
Sebelumnya selama gelaran Asian Games yang berakhir pada 2 September mendatang, sistem ganjil genap diterapkan selama 15 jam sehari yang diperluas sejumlah ruas jalan Jakarta, bukan hanya Sudirman-Thamrin-Gatot Subroto.
(kid)