Demokrat Ajak Rembuk Oposisi Agar Gerindra Tak Besar Sendiri

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Selasa, 11 Sep 2018 15:35 WIB
Menurut Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief, partai koalisi Prabowo perlu berdiskusi agar hasil Pemilu 2019 menguntungkan semua partai, tak hanya Gerindra.
Wasekjen Demokrat Andi Arief menyatakan perlu seni tingkat tinggi di antara partai koalisi Prabowo agar dapat sama-sama meraih hasil maksimal di Pemilu 2019. (Detikcom/Audrey)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengatakan partai koalisi partai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bekerja ekstra dengan seni tinggi agar keuntungan elektoral tak hanya jadi milik Partai Gerindra. Hal itupun disebutnya harus dibicarakan di internal koalisi.

Hal itu diutarakan Andi lewat akun Twitter pribadinya, @AndiArief__. Menurut Andi, Demokrat, PAN, dan PKS punya tugas berat karena harus berjuang untuk dapat lolos ke parlemen sambil memenangkan pasangan Prabowo-Sandi.

Tanpa seni yang tinggi, Andi mengatakan upaya politik yang dilakukan Partai Demokrat, PAN, dan PKS di Pemilu 2019 nanti hanya berpotensi akan membesarkan Gerindra.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Demokrat, PAN dan PKS harus benar-benar bekerja ekstra terutama untuk meyakinkan memilih Prabowo-Sandi ke rakyat. Kalau tidak dengan seni tinggi, maka keuntungan elektabilitas akan masuk hanya ke Gerindra. Karena itu setiap partai harus punya seni tinggi," kicau Andi, Selasa (11/9).

Andi menambahkan koalisi empat partai yakni Gerindra, Demokrat, PAN dan PKS harus mendiskusikan seni yang tinggi sehingga keuntungan elektoral bisa proporsional


Ia menyebut dalam Pemilu 2019 ini, Gerindra adalah partai yang paling mendapat berkah elektoral karena kadernya yakni Prabowo Subianto dan bekas kadernya Sandiaga Uno diusung sebagai apsangan calon. Oleh karena itu dia mengimbau agar Gerindra tidak egois di Pemilu 2019 nanti.

Demokrat, menurut Andi harus ikut memikirkan nasib Demokrat terutama PKS dan PAN yang harus berjuang lolos parliamentary treshold (PT) atau ambang batas parlemen.

"Partai Gerindra yang pasti mendapat berkah elektoral harus berlapang dada tidak egois, harus memikirkan tiga partai koalisinya. Demokrat mungkin di zona aman, tapi berdasarkan survei posisi PAN dan PKS harus berjuang soal lolos PT. Soal-soal ini harus dibicarakan di koalisi," kicau Andi.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, partai-partai peserta pemilu 2019 harus meraih minimal 4 persen suara sah nasional agar dapat lolos ke parlemen.

Pemilu Presiden 2019 akan digelar serentak dengan Pemilihan Legislatif. Berdasarkan survei LSI Denny JA, Januari 2018 lalu, sedikitnya lima partai besar yaitu PAN, PKS, Hanura, PPP dan NasDem berada dalam posisi rawan memenuhi syarat parliamentary treshold.

Survei LSI yang dilakukan pada 7-14 Januari 2018 mengajukan pertanyaan: Jika Pemilu Legislatif dilakukan hari ini, PARTAI mana yang Ibu/Bapak pilih?

Pasangan bakal calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan), di Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (7/9).Pasangan bakal calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan), di Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (7/9). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Hasilnya, PPP hanya mendapatkan suara 3,5 persen, Partai NasDem 4,1 persen, PKS 3,8 persen, PAN 2,0 persen, dan Hanura 0,7 persen.

Dengan perolehan suara itu, kelima partai tersebut masuk kategori partai yang belum aman lolos parliamentary treshold. Sorotan khusus tertuju pada PAN dan Hanura.

"PAN dan Hanura harus memunculkan isu baru yang fresh dan menarik, serta figur yang terasosiasikan dengan partai sehingga tidak terlempar dari parlemen," kata peneliti LSI Rully Akbar saat menyampaikan hasil survei di Jakarta, Rabu (24/1).
(wis/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER