Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat
Syarif Hasan menyebut pidato politik yang disampaikan Presiden RI keenam
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam perayaan HUT ke-17 Partai Demokrat bukan untuk menyindir pemerintahan
Jokowi.
Syarif mengatakan pernyataan SBY terkait pencapaian ekonomi, termasuk mengembalikan pelemahan rupiah terhadap dolar di masa pemerintahannya, hanya bentuk ungkapan pencapaian yang mungkin bisa dilakukan pemerintahan saat ini.
"Bukan menyindir, pembangunan itu kan
sustainable (berkelanjutan). Jadi apa yang sudah dicapai mudah-mudahan itu bisa dilanjutkan pemerintahan sekarang," kata Syarief di Gedung Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin (17/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya isi pidato SBY terkait capaian ekonomi di zamannya hanya merupakan umpan balik kepada pemerintah saat ini. Melalui hal itu, SBY justru sedang memberi saran dan masukan kepada pemerintah.
"Karena Pak SBY kan juga menghargai apa yang sudah dicapai pemerintahan sekarang ini, menghargai pembangunan yang sudah dicapai. Jadi pembangunan ini kan sistemnya suistainable," kata dia.
SBY dalam pidatonya sempat menjabarkan berbagai capaian ekonomi yang didapat pada saat menjabat selama 10 tahun sebagai presiden.
Tak hanya itu, SBY juga mengatakan banyak program pengentasan kemiskinan yang menurutnya cukup sukses justru tak lagi dilanjutkan karena dianggap boros.
 Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto) |
Dalam pidatonya Ketua Umum Partai Demokrat itu mengatakan selama 10 tahun pemerintahannya, pertumbuhan ekonomi tumbuh rata-rata 6 persen. Kemudian pengangguran turun dari 9,9 persen menjadi 5,7 persen.
"Kemiskinan juga turun dari 16,7 persen menjadi 10,96 persen, artinya kita bisa menurunkan angka kemiskinan sekitar 6 persen, atau setara dengan 8,6 juta orang yang keluar dari jerat kemiskinan," katanya.
Tak hanya itu, pendapatan per kapita di era SBY juga naik lebih dari 3 kali lipat dari Rp10,55 Juta menjadi Rp36,5 Juta.
"Artinya kenaikan tajam ini membuktikan bahwa kehidupan rakyat kita makin sejahtera. Rasio utang Pemerintah terhadap PDB juga menurun tajam dari 56,6 persen menjadi 25,6 persen, termasuk dapat kita lunasinya utang IMF lebih cepat dari jadwalnya," katanya.
(bin/pmg)