Jakarta, CNN Indonesia -- Titi Widoretno Warisman atau yang lebih dikenal dengan nama
Neno Warisman resmi menjabat Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Nama Neno melambung pertama kali di panggung hiburan. Dia dikenal sebagai seorang penyanyi dan bintang film di era 1980-an. Beberapa album yang pernah ditelurkannya antara lain
Neno (1983),
Matahariku (1983),
Matahatiku (1984),
Kulihat Cinta Dimatanya (1985),
Katakan Cinta Padaku (1986),
Pujaan Dewi (1987),
Sebuah Obsesi (1988), serta album kompilasi berjudul
The Very Best of Neno Warisman.
Beberapa lagu hits pun dicetaknya, termasuk 'Nada Kasih' yang berduet dengan Fariz RM. Bahkan, di era yang sama sisi religius Neno sudah terlihat dengan merilis lagu religi bertajuk 'A Ba Ta Tsa'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karier Neno di dunia seni peran ditunjukkan dalam sinetron bertajuk
Sayekti dan Hanafi yang terkenal dan tayang di Televisi Republik Indonesia (TVRI). Bahkan, Neno berhasil masuk dalam nominasi Aktris Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 1989 setelah tampil dalam film
Semua Sayang Kamu (1989).
Wanita kelahiran 21 Juni 1964 itu memilih menyingkir dari hingar-bingar panggung hiburan di dekade selanjutnya. Ia fokus dalam kegiatan sosial-kemasyarakatan.
Ia pun tercatat mulai mendalami agama Islam. Pada 1990-an, Neno sudah mengenakan hijab dan kerap membantu program pendidikan anak.
Hingga akhirnya, ia mengikuti jejak beberapa artis dengan mulai terjun ke dunia politik dalam beberapa tahun terakhir.
Neno juga terlibat aktif dalam beragam aksi menolak Ahok dalam kasus penistaan agama pada akhir 2016 hingga 2017. Bahkan Neno menjadi inisiator dan mengelola Gerakan Ibu Negeri (GIN) dalam mengkampanyekan anti-Ahok.
Belakangan Neno merupakan tokoh wanita yang banyak terlibat dalam gerakan #2019GantiPresiden. Neno beberapa kali mendapatkan musibah yang ia duga sebagai imbas dari posisi politiknya sebagai oposisi pemerintah saat ini.
Salah satu musibah yang dimaksud ialah insiden kebakaran mobilnya yang terjadi tepat di depan rumahnya di Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada 18 Juli 2018.
Neno pun berulang kali diadang oleh sekelompok masyarakat di sejumlah daerah saat hendak mengorasikan gerakan #2019GantiPresiden, seperti terjadi di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau pada 25 Agustus 2018.
Kala itu, Neno mengaku mobil yang ditumpanginya sempat ditimpuki oleh sejumlah massa pengadang dan sejumlah oknum bersenjata.
"Ya, ya tadi mobil ditimpukin dan dipaksa semua orang keluar dari mobil. Dan sekarang dibawa ke dalam bandara. Terus pakai ada senjata semuanya, bapak-bapak bersenjata," kata Neno ketika itu.
Rangkaian peristiwa tersebut tak menyurutkan semangat Neno untuk terus menyuarakan dan mendukung pergantian tampuk kepemimpinan di negara ini dari tangan Joko Widodo.
Kini, ia menjadi salah satu 'motor penggerak' yang mengampanyekan berbagai program Prabowo-Sandi. Di BPN Prabowo-Sandi, Neno akan menjadi anak buah Djoko Santoso dan bekerja bersama dengan politikus PKS yang juga inisiator gerakan #2019GantiPresiden Mardani Ali Sera serta sejumlah tokoh oposisi lainnya.
(wis)