Jakarta, CNN Indonesia -- Penduduk yang tinggal di daerah Buol, Sulawesi Tengah, ramai-ramai mengungsi ke kantor bupati setelah
gempa berkekuatan 7,4 SR di Donggala memicu
tsunami di Palu pada Jumat (28/9).
Ketakutan warga dimulai saat tersebar isu yang mengatakan kawasan Toli-Toli diterjang tsunami, sekitar pukul 19.30 WITA.
Gempa susulan yang terjadi pada pukul 18.00 WITA, membuat warga memutuskan mencari tempat lebih aman. Puncak keramaian pun tak terelakkan, sekitar pukul 21.30 WITA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Isu tsunami sampai ke telinga warga Buol, makanya kami beramai-ramai mengungsi di kantor bupati yang berada di ketinggian," kata Rama, seorang warga setempat, Sabtu (29/6).
Menurut Rama, air laut sempat surut sekitar pukul 23.20 WITA, menyebabkan warga semakin panik.
"Banyak warga yang mengungsi, bahkan seorang ibu hamil yang baru melahirkan juga ikut diungsikan di kawasan kantor bupati," ujar Rama.
Dari pantauan pewarta
Antara, warga yang mengungsi paling banyak berdomisili di Tanjung Bendar, sebagai pusat perekonomian.
Sekitar pukul 05.00 WITA, setelah yakin tidak ada tsunami, para warga mulai kembali ke rumah masing-masing.
Ruas jalan dan halaman kantor bupati pun dipenuhi sampah air mineral kemasan.
Hingga saat ini, belum ada pejabat setempat yang bisa dihubungi karena libur akhir minggu, ditambah jaringan telekomunikasi yang masih terputus.
Mengungsi ke BandaraKepala Biro Antara Sulawesi Tengah, Rolex Malaha, melaporkan bahwa ratusan warga Kota Palu juga mengungsi ke kawasan parkir di halaman depan bandara.
Para pengungsi memarkirkan kendaraan di sana dan duduk-duduk di bawah pepohonan di sekitar bandara.
Bandara Palu sendiri belum dibuka. Gedung Serba Guna Bandara dilaporkan roboh, juga ruang tunggu bandara mengalami kerusakan.
Petugas Aviation Security mengatakan, menara pemantau patah.
Kondisi landasan pacu bandara belum bisa dikonfirmasi, sementara helikopter TNI terlihat mendarat pagi ini, Sabtu (29/9).
(rea/rea)