Pendaftaran Seleksi Mahasiswa Bakal Berbasis NIK seperti CPNS

Tim | CNN Indonesia
Jumat, 05 Okt 2018 04:36 WIB
Kemendagri dan Kemenristek Dikti bekerjasama dalam pengelolaan data. Nantinya, data pendidikan seseorang akan terintegrasi dengan data kependudukan.
Zudan Arif Fakrulloh. (CNN Indonesia/Bintoro Agung Sugiharto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksanaan pendaftaran administrasi seleksi mahasiswa untuk masuk perguruan tinggi bakal disamakan dengan sistem pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh menyusul kerjasama Kemendari dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) tentang pengolahan data.

"Kami mau sistem single identity. Penggunaanya seperti CPNS sekarang kalau ada pendaftaran mahasiswa baru nanti cukup dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK)," kata Zudan di Jakarta, Kamis (4/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zudah menerangkan data yang sudah dimiliki oleh Dukcapil bisa ditransfer ke Pendidikan Tinggi untuk diolah. Nantinya pada saat pendaftaran, nama ayah, ibu, golongan darah dan alamat bisa langsung diakses universitas.

"Ke depan masing-masing kampus tidak sulit melacak mahasiswa. Sepanjang NIK disimpan di kampus itu bisa terelacak," terang Zudan.
Data informasi pendidikan mahasiswa yang dimiliki Kemenristek Dikti juga nantinya akan terhubung dengan data kependudukan Kemendagri, sehingga nantinya riwayat pendidikan seseorang bakal terintegrasi dengan data kependudukan.

Zudan memastikan proses perpindahan data dilakukan dengan saluran private milik Kemendagri dan Kemenristek DIKTI. Pemerintah juga bekerjasama dengan ahli sekuritas dan aplikasi ternama untuk pengamanan data.

"Kami jaga aplikasi dengan firewall dari BSSN dan BPPT dan pakar yang ahli bidang security system. Kami juga menggunakan virtual private network saluran khusus yang dibangun dalam rangka menjaga akurasi data dan kemanan data," pungkas Zudan.

Sementara, Sekretaris Jenderal Kemenristek Dikti Ainun Na'im menyatakan pihaknya mengelola data sekitar tujuh juta mahasiswa dan 290 ribu data dosen Indonesia.

"Dengan ini kita harapkan data kita semakin baik kualitasnya. Bisa mempermudah cek validasi dan keabsahan ijazah," kata Ainun.
(ugo/ctr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER