Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN)
Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, mengaku tak heran dengan orasi penerapan sistem
khilafah di tengah massa pengawal pemeriksaan politikus PAN
Amien Rais, di depan Polda Metro Jaya, Rabu (10/10).
Ia menduga bahwa massa itu adalah kelompok Islam radikal yang bertujuan untuk mengganti sistem pemerintahan Indonesia.
"Kami menduga sejak awal, pasti yang mengawal adalah kelompok pendukung terutama kelompok islam radikal dan garis keras," kata Karding saat dihubungi
CNNIndonesia.com pada Rabu (10/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karding mengatakan bahwa kebanyakan kelompok Islam garis keras dan radikal mendukung pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Ia menyatakan pendapatnya itu berdasarkan hasil survei yang dirilis LSI yang menyatakan bahwa Prabowo-Sandi unggul di kelompok Islam berorientasi Persaudaraan Alumni 212 dan FPI.
"Sementara sebagian besar umat muslim moderat itu bergabung dengan pak Jokowi," kata dia.
 Massa Persaudaraan Alumni 212 yang mengawal pemeriksaan Amien Rais memadati pintu Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/10). ( CNN Indonesia/Bimo Wiwoho) |
Selain itu, Karding menegaskan bahwa paham Khilafah maupun kelompok pendukung khilafah seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah tak diperbolehkan kembali untuk tumbuh di Indonesia.
Sebab, pemerintah telah mengeluarkan Perppu No.2 tentang Organisasi Kemasyakaratan yang mencabut badan hukum HTI itu.
"Artinya, semua gerakan-gerakan yang ingin mengganti Pancasila dengan sistem lain itu namanya melawan negara," kata dia.
Diketahui, massa pengawal pemeriksaan terhadap politikus PAN Amien Rais di depan Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/10) menggaungkan perlunya Indonesia menerapkan sistem khilafah
Orator Ricky Fattama melontarkan pernyataan tentang perlunya menerapkan sistem Khilafah Islamiyah di Indonesia.
"Itu hanya bisa gerakkan oleh pemimpin yang merupakan khalifah di dalam naungan sistem khilafah islamiyah. Takbir!" ucap Ricky.
Berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, 1-6 September, suara PA 212 untuk Prabowo-Sandi meningkat dari 61,15 persen, sebelum Ijtimak Ulama II, menjadi 75 persen pasca-Ijtimak Ulama II.
(rzr/arh)