ANALISIS

Citra Superhero Prabowo dan Make Indonesia Great Again

CNN Indonesia
Jumat, 12 Okt 2018 15:39 WIB
Prabowo dinilai seolah kagum ketika ada seorang pemimpin yang dengan lantang mengatakan ingin melindungi rakyat di negaranya.
Prabowo Subianto (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Prabowo Subianto menyinggung slogan yang dimiliki Donald Trump saat masih berkampanye di pilpres Amerika Serikat. Slogan yang dimaksud yakni 'America First dan Make America Great Again'.

Prabowo tidak memuji Trump secara gamblang. Namun, dia seolah kagum ketika ada seorang pemimpin yang dengan lantang mengatakan ingin melindungi rakyat di negaranya.
Hal itu diutarakan Prabowo dalam acara Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin di Pondok Gede, Jakarta, Kamis (11/10) kemarin.

Di kesempatan yang sama, Prabowo juga menyinggung kondisi perekonomian Indonesia. Menurut dia, Indonesia melenceng dari kehendak UUD 1945 khususnya Pasal 33 dalam mengelola ekonomi serta sumber daya alam. 

Akibatnya, kata Prabowo, Indonesia tambah miskin dan tekor karena sebagian besar kekayaan alam dikuasai oleh segelintir orang. Keuntungan pun dia sebut mengalir ke luar negeri. 
Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai Prabowo memiliki misi ketika mengatakan 'Make Indonesia Great Again'. Prabowo ingin membangun persepsi di masyarakat bahwa dia adalah calon juru selamat Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara substansi ingin mengesankan dia sebagai superhero yang bisa melindungi Indonesia dari berbagai ancaman, baik fisik dan nonfisik" ucap Adi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (12/10).

Adi menjelaskan bahwa Donald Trump menggunakan slogan 'Make America Great Again' kala itu sekaligus membangun persepsi bahwa negaranya tengah berada dalam kepungan. Misalnya, ancaman perdagangan dan terorisme.

Prabowo, kata Adi, juga ingin membangun kesan yang sama. Adi menilai Prabowo memposisikan Indonesia tengah berada dalam berbagai ancaman. Misalnya, rupiah anjlok, pertumbuhan ekonomi rendah, ekploitasi sumber daya alam oleh negara lain, serta maraknya tenaga kerja asing.

"Ingin membangunkan fantasi politik bahwa Indonesia berada dalam kepungan. Kemudian, dilanjut dengan narasi bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang tegas dan berani," ucap Adi.

"Dalam konteksi itu, sebenarnya Prabowo ingin memprovokasi, ingin menarasikan persepsi sebagai jagoan, superhero yang bisa mengangkat derajat dan martabat indonesia."

Di sisi lain, Adi melihat gelagat Prabowo bisa pula mengandung kritik terhadap pemerintahan saat ini. Mungkin, kata Adi, Prabowo tidak bermaksud ingin seperti Trump, tetapi sekadar mengkritik pemerintah yang takut terhadap negara lain.
Menurut Adi, keberhasilan Trump memenangkan pilpres AS diperoleh lantaran masyarakat AS memang seolah merasa membutuhkan pemimpin yang berani. Kemudian Trump dinilai sebagai jawaban yang tepat.

Mengenai Prabowo, Adi mengatakan masih ada misi-misi yang harus ditempuh jika ingin bernasib sama seperti Trump. Adi menilai masyarakat Indonesia masih perlu mendapat penjabaran rinci tentang apa yang dimaksud 'Make Indonesia Great Again'. Begitu pula tentang alasan penggunaan slogan 'Make Indonesia Great Again'.

"Disambut positif atau tidak, ya tergantung. Orang masih enggak mengerti 'Make Indonesia Great Again'. Tergantung bagaimana menterjemahkan dengan baik kepada masyarakat," kata Adi.

Sama-sama Didukung Kelompok Kanan

Diketahui, pendukung Prabowo banyak yang berasal dari golongan Islam kanan seperti Front Pembela Islam (FPI), Persaudaraan Alumni 212 dan lain-lain. Mereka tidak suka dengan berbagai kebijakan Trump yang cenderung mendiskriminasi Islam.

Mereka pernah mengutuk tindakan Trump yang memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Demonstrasi di depan Kedubes AS di Jakarta dihelat. Bahkan, mereka pun sampai membakar boneka yang mirip dengan Donald Trump.

Adi mengamini bahwa banyak kelompok pendukung Prabowo yang anti terhadap kebijakan Trump. Namun, hal itu tidak membuat mereka mengalihkan dukungan dari Prabowo. Terlebih, Prabowo dan Trump juga tidak saling mengenal.

"Karena mereka tidak akan mengidentikkan kebijakan Trump dengan Prabowo," ucap Adi.

Adi justru melihat ada kesamaan antara pendukung Trump dengan pendukung Prabowo. Adi mengatakan Trump berasal dari Partai Republik yang beraliran konservatif.

Pendukung Trump pun demikian, cenderung konservatif. Di satu sisi memegang teguh nilai-nilai agama seperti antiLGBT, namun suka dengan kekerasan. Menurut Adi, hal itu sama dengan tipikal pendukung Prabowo.

"Sama-sama fanatisnya basis kanan," ucap Adi.
Prabowo Ingin Bangkitkan Patriotisme

Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Prabowo ingin membangkitkan jiwa patriotik dan nasionalisme dengan melontarkan pernyataan 'Make Indonesia Great Again'.

Dahnil membantah Prabowo akan mengikuti jejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang juga melontarkan semboyan 'America First dan Make America Great Again', saat pemilihan presiden 2016.

Dahnil menyebut semangat melalui 'mantra' kepentingan rakyat ini yang ingin dihidupkan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) itu, bukan perilaku dan gaya politik Trump.
(bmw/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER