Jakarta, CNN Indonesia --
Kecelakaan yang melibatkan bus
Transjakarta pada 2018 disebut sudah mencapai 44 kali. Kebanyakan itu disebabkan oleh faktor kesalahan manusia atau
human error.
Kasubdit Penegakan Hukum dan Pembinaan Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mencontohkan
human error itu berupa mengemudikan kendaraan dalam kecepatan tinggi, tidak mematuhi rambu lalu lintas, dan tidak berkonsentrasi saat berkendara.
"Sebagian besar karena
human error, biasanya karena kurang konsentrasi," ujarnya saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Jumat (12/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data yang diterima, kecelakaan lalu lintas yang dialami Transjakarta dari Januari hingga September 2018 mencapai 44 kali. Rinciannya, enam kali kecelakaan Transjakarta jurusan Blok M - Kota, empat kali jurusan Pulo Gadung-Harmoni, delapan kali jurusan Kali Deres - Harmoni, dan dua kali terjadi untuk jurusan Pulo Gadung-Dukuh Atas.
Selain itu, ada lima kali kecelakaan terjadi untuk Transjakarta jurusan Ragunan-Kuningan, enam kali dialami bus Kampung Melayu-Kampung Rambutan, lima kali dialami oleh bus Transjakarta Lebak Bulus-Harmoni, tiga kali dialami bus Pinangranti-Pluit, dua kali bus jurusan Cililitan - Tanjung Priuk, dan dua kali bus jurusan Kampung Melayu - Pulo Gebang.
Dari 44 kecelakaan tersebut, sebanyak enam orang dinyatakan meninggal, 11 orang luka berat, dan 42 lainnya mengalami luka ringan.
Kerugian yang diakibatkan dari 44 kecelakaan itu mencapai Rp121.400.000.
Diketahui, jumlah kecelakaan tersebut berkurang jika dibandingkan pada tahun 2017 yang mencapai 51 kecelakaan lalu lintas dengan total kerugian Rp295.500.000.
Belum lama ini, kecelakaan bus Transjakarta terjadi di kawasan Sudirman pada Selasa (9/10) dan Kamis (11/10). Saat itu, bus menabrak separator
busway.
Lalu, pada Selasa (25/9) pagi, bus Transjakarta menabrak separator
busway dan tiang jembatan penyeberangan orang di Jalan Kyai Tapa, Jakarta Barat. Ketika itu, pengemudi bus tengah menghindari penyapu jalan.
(gst/arh)