Moeldoko: Pembakaran Bendera di Garut Tak Terkait Pilpres

tim | CNN Indonesia
Rabu, 24 Okt 2018 02:40 WIB
Kepala KSP Moeldoko meminta jangan ada pihak-pihak yang menuding pemerintah ada di balik kejadian itu dan memperkeruh situasi.
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko menyatakan aksi pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang identik dengan atribut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), di Garut, Jawa Barat tidak terkait dengan kompetisi Pemilihan Presiden 2019. Dia meminta kepada semua pihak supaya tidak memperkeruh polemik dan membuat pertentangan di tengah masyarakat semakin tajam.

"Kejadian ini antardua kelompok, tidak ada keterlibatan negara. Tidak ada keterlibatan antara dua kontestasi yang sedang berjalan, itu harus jelas," kata Moeldoko di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10).

Hanya saja Moeldoko menyatakan aksi pembakaran bendera itu merupakan masalah yang terjadi antara dua kelompok organisasi kemasyarakatan. Padahal, pemerintah sudah menyatakan HTI sebagai organisasi terlarang sejak tahun lalu.
Moeldoko menyatakan pihak kepolisian saat ini tengah mengusut peristiwa yang dikecam dari sejumlah kelompok Islam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahwa ini sebuah peristiwa lokal yang dilakukan oleh dua organisasi, sudah sampai di situ. Nanti kepolisian yang menyelesaikan," ujarnya.

Mantan Panglima TNI itu meminta semua pihak tak mengaitkan aksi pembakaran bendera itu dengan pemerintah maupun terhadap dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bertarung pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
"Jangan dikaitkan dengan pemerintah, jangan dikait-kaitkan dengan kontestasi perpolitikan kita, intinya disitu. Tolong ini dipahami dengan baik oleh masyarakat," kata dia.

"Bahwa jangan digiring ke arah yang lain-lain. Karena peristiwanya menjadi semakin tidak kondusif. Kita ingin semua masyarakat ingin tenang, ingin menikmati kehidupan yang damai," ujar pensiunan jenderal bintang empat itu menambahkan.
Peristiwa pembakaran bendera yang identik dengan HTI, organisasi terlarang di Indonesia, dilakukan saat peringatan Hari Santri Nasional, di Garut, Minggu (21/10). Pembakaran dilakukan oleh sejumlah orang dari kelompok Banser.

Gerakan Pemuda Ansor yang membawahi Banser menyatakan bendera yang dibakar adalah bendera HTI. Dia beralasan pembakaran bendera itu justru ingin menyelamatkan makna kalimat tauhid yang tertullis di bendera. (fra/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER