Medan, CNN Indonesia -- Pembakaran bendera berkalimat tauhid yang dilakukan oleh
Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Garut, Jawa Barat, direspons dengan rencana aksi besar oleh
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Sumatera Utara. Mereka akan berdemo ke Mapolda Sumatera Utara dengan tuntutan pembubaran Banser.
"Kami akan adakan aksi besar pada Jumat (26/10) dengan massa sekitar 5.000 orang. Sasaran aksi kami ke Polda Sumut. Kami minta agar Banser dibubarkan," Ketua GNPF Ulama Sumut, Heriansyah, Selasa (23/10).
Ia mengibaratkan Banser bak preman yang memakai bendera agama. Karena itu pihaknya mendesak Pemerintah membubarkan Banser.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin menyampaikan kepada semua umat Islam di negeri ini supaya menolak keberadaan Banser di tempat-tempat mereka tinggal karena dalam pandangan kami Banser ini seperti preman yang memakai bendera agama. Menurut kami seperti itu nampak dari perilakunya," tutur dia.
Menurut Heriansyah, bendera yang dibakar oleh Banser bukanlah bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melainkan Ar Roya (panji Rasulullah), yakni berupa bendera berwarna hitam yang bertuliskan kalimat tauhid.
"Bendera itu milik kita, bahkan ketika ada HTI pun, bendera itu milik kita. Bendera itu bukan bendera HTI. HTI memakai bendera itu karena mereka merasa mereka muslim. Maka HTI memakai itu. Bukan karena bendera itu ada karena ada HTI. Ini harus diluruskan," paparnya.
Tindakan Banser membakar Bendera Ar Roya dinilai sebagai rentetan panjang dari kebencian Banser kepada agama Islam. Heriansyah meminta agar pelaku pembakaran bendera berkalimat tauhid ditangkap dan ditindak tegas.
"Membakar lambang suci agama dalam acara Hari Santri di mana logikanya? Kebencian mereka itu seperti kebencian orang-orang komunis terhadap agama," cetusnya.
Heriansyah menilai Banser sengaja memperlihatkan kebencian mereka kepada simbol-simbol suci agama terutama kalimat Tauhid dan Bendera Ar Roya.
"Kami betul-betul marah, demi Allah kami marah. Dan gerakan ini kami beri
tagline 'Bubarkan Banser". Kalau kelompok ini masih tetap ada, peristiwa seperti ini akan terus berulang, kita akan terus dibenturkan seperti itu," tandasnya.
Ketua umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyebut pembakaran itu tak bermaksud menistakan kalimat tauhid, namun lebih kepada penghancuran bendera HTI yang merupakan organisasi terlarang. Ia sudah meminta kepada seluruh anggotanya termasuk Banser untuk tidak lagi membakar atribut HTI dan menyerahkannya ke kepolisian.
(fnr/arh)