Kondisi Perairan Bali Diungkap Akhir Oktober

CNN Indonesia
Minggu, 28 Okt 2018 16:25 WIB
Kondisi perairan Pulau Bali sudah dimasukkan ke dalam kajian Indeks Kesehatan Laut dan akan diumumkan pada akhir Oktober.
Ilustrasi kawasan perairan di Taman Nasional Bali Barat. (Dok. Plataran Indonesia)
Bali, CNN Indonesia -- Kondisi perairan Pulau Bali saat ini sudah dikaji dan masuk ke dalam daftar Indeks Kesehatan Laut (Ocean Health Index/OHI). Hasilnya bisa digunakan untuk menakar sejauh mana kerusakan laut di suatu kawasan, sekaligus menjaga supaya bisa memberikan sumber protein untuk kehidupan biota di dalamnya.

Koordinator Ridge to Reef and Geography Information System dari Conservation International, Hanggar Prasetio menyebut OHI sebetulnya telah diterapkan di beberapa negara lainnya. Di Indonesia, kata Hanggar kajiannya baru dilakukan pada 2002 lalu terkait pengumpulan data di seluruh Bali. Namun untuk pelaksanaannya baru resmi dimulai pada 2006 dengan mengajak beberapa pihak seperti lembaga swadaya masyarakat hingga pemerintah.

Baru pada 2016 Kementerian Kelautan dan Perikanan resmi meneken surat keputusan izin penghitungan indeks kesehatan laut ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari tahun 2016 kita dapat SK dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membuat kajian khusus di Bali, tentang indeks kesehatan laut. Untuk studi kajian di Bali ini, kita menggabungkan dari 24 lembaga. Baik pemerintah, swasta, bahkan instansi pendidikan," kata Hanggar saat ditemui dalam rangkaian acara Our Ocean Coference 2018, di Denpasar, Bali, Sabtu (27/10) kemarin.


Kata Hanggar, untuk mengetahui Indeks Kesehatan Laut di Bali tak hanya melalui perhitungan global. Pihaknya bahkan menggunakan penghitungan yang berdasar pada nilai-nilai lokal yang ada. Adapun cara mengetahuinya yakni dengan memakai 10 metode yang diterapkan di seluruh perairan di Bali.

Dari 10 metode tersebut, misalnya kata dia, dengan melakukan pengecekan kebersihan air laut, mengukur penyimpanan karbon, melihat proteksi pesisir, berjalannya ekonomi dan mata pencaharian nelayan atau industri, serta jenis spesies dan habitat laut yang ada di kawasan perairan itu.

Setelah itu, kata Hanggar, 10 metode itu pun kemudian dikaji kembali secara komperhensif dari masing-masing lembaga yang telah mendapatkan tugas tersebut.

"Kita ukur dengan masing-masing tugas misalnya dari universitas, dari LSM dan terkumpul menjadi satu untuk kajian. Setelah dikaji, kita melihat dua hal yang kita hitung. Yaitu nilai status (Baik dan buruk lautnya) dan nilai untuk masa depan (Laut Bali). Ini yang nanti kita kombinasikan dan kita hitung indeksnya," kata dia.

OHI kelak tak hanya akan diterapkan di Bali. Hanggar menyebut ke depannya program ini akan diterapkan di wilayah lainnya dengan siklus penghitungan selama kurang lebih lima tahun sekali.

"Terutama provinsi yang mempunyai lautan luas nanti akan dihitung juga OHI-nya. Untuk sekarang Bali sebagai pilot project. Kenapa Bali? Karena Bali pulau yang relatif kecil. Kemudian daerah tujuan wisata utama dan begitu kompleks kegiatan di Bali ini. Sehingga begitu cocok untuk mengkajinya," kata dia.


Nilai OHI laut Bali sendiri rencananya baru akan diumumkan kepada publik pada 30 Oktober mendatang di salah satu sesi acara Our Ocean Conference (OCC) yang digelar di Nusa Dua, Bali

"Nilainya baik atau buruk hasil yang sudah kami dapat untuk Indeks Kesehatan Laut Bali akan disampaikan nanti, oleh Vice Presiden CI Indonesia bapak Ketut Sarjana Putra pada 30 Oktober," katanya. (tst/ayp/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER