Karawang, CNN Indonesia -- Lelah dan panasnya terik matahari tak menyurutkan semangat para penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) TNI AL untuk melakukan proses penyisiran untuk mencari dan mengevakuasi korban pesawat
Lion Air JT-610.Penyelam Dislambair
TNI AL memang diberikan tugas khusus untuk melakukan pencairan di bawah air, baik puing maupun korban dari pesawat Lion Air yang diperkirakan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Penyelaman oleh Dislambair diantar menggunakan dua kapal, yakni LCU KRI Banda Aceh 593-1 serta sebuah perahu karut bermesin. Kapal yang ditumpangi penyelam itupun berlayar menuju ke titik lokasi yang sebelumnya sudah ditentukan KRI Rigel 933 lewat
side scan sonnar serta
multibeam echosounder.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rabu (31/10) kemarin, setidaknya ada dua titik lokasi yang sudah ditentukan. Penentuan titik itu didasarkan pada temuan
suspect object yang diduga merupakan bagain pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pangkal Pinang tersebut.
Mengenakan kaus biru lengan panjang bertuliskan 'Penyelam TNI-AL' serta celana pendek berwarna cokelat, para penyelam bersiap diri untuk melakukan penyelaman di LCU KRI Banda Aceh.
Cuaca hari itu terbilang cerah, bahkan panas matahari bisa dikatakan cukup terik. Di satu sisi, ombak terbilang bersahabat untuk menyelam guna melakukan penyisiran di bawah air.
Saat menuju ke titik lokasi, ada sebagian besar penyelam yang mengecek peralatan, ada yang bersantai, ada pula yang memanfaatkannya untuk beristirahat sejenak.
 Tim selam di LCU KRI 593-1 saat proses evakuasi pesawat Lion Air JT-610 di Laut utara Karawang, Jabar, 1 November 2018. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati) |
Tiba di titik lokasi, mereka bergegas memulai melaksanakan tugas. Sejumlah penyelam, kemudian berpindah ke perahu karet untuk lebih memudahkan pergerakan.
Setelah mengenakan pakaian selam lengkap serta perlengkapan alat selam, dua penyelam yang ditugaskan pun menunggu aba-aba dari Mayor Laut (S) Thomas untuk memulai penyelaman.
Sementara penyelam lainnya yang tak sedang menyelam juga tak berarti tinggal diam. Mereka tetap bertugas seperti ada yang menjadi pencatat data-data, memonitor waktu penyelaman, dan sebagainya.
Sekitar 20 menit menyelam, kedua penyelam itu pun naik ke permukaan dan kemudian melaporkan hasil temuan mereka. Nyatanya, yang mereka temukan bukanlah bagian dari pesawat Lion Air. Melainkan sebuah bangkai kapal karam.
Keduanya pun segera berpindah kembali ke LCU KRI Banda Aceh. Setelah melepas pakaian selam, mereka tak langsung beristirahat, tetapi langsung melakukan koordinasi dengan tim penyelam Dislambair.
Kadislambair Kolonel Laut (E) Monang Sitompul kemudian memutuskan untuk bergerak ke titik lokasi kedua untuk diteliti.
Di tengah perjalanan tersebut, para penyelam pun tak melupakan kewajibannya untuk melaksanakan salat zuhur. Mereka pun berwudhu dengan memanfaatkan sebuah keran yang ada di LCU tersebut.
Alas untuk salat pun hanya seadanya saja, termasuk kantong jenazah yang masih bersih.
 Anggota tim selam melakukan ibadah berjemaah di tengah proses upaya evakuasi Lion Air JT-610 di laut utara Karawang, 31 Oktober 2018. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati) |
Baca di halaman berikutnya: Harapan yang muncul pada hari keempat pencarian...
Tak berselang lama, kapal pun tiba di titik lokasi kedua. Penyelam yang bertugas pun bukan penyelam yang sama, sebab memang penyelam yang sudah bertugas mesti beristirahat dulu dan bergantian dengan penyelam lainnya.
Lagi-lagi yang mereka temukan ternyata bukan bagian dari pesawat Lion Air tersebut, tetapi sebuah bangkai kapal ikan.
Kendati demikian, para penyelam tak berkecil hati dan terus melanjutkan tugasnya untuk melakukan penyisiran dan evakuasi.
Setelah melakukan koordinasi, kapal LCU KRI Banda Aceh kemudian berpindah ke titik lokasi ketiga yang diperoleh oleh Kapal Baruna Jaya. Barulah di titik ketiga tersebut, penyelam Dislambair menemukan benda-benda yang berasal dari pesawat tersebut.
Barang yang ditemukan pun beragam, mulai dari kartu identitas, sejumlah uang, foto-foto, baju, serta kartu petunjuk keselamatan yang bertuliskan 'Petunjuk Keselamatan Boeing 737-800 8Max'. Diketahui tipe pesawat tersebut sama dengan tipe pesawat Lion Air JT-610.
Titik lokasi ketiga, merupakan titik terakhir penyelaman di hari itu. Pasalnya jam sudah menunjukkan lebih dari pukul 17.00 WIB. Dan sesuai SOP, penyelaman harus dihentikan setelah pukul 17.00 WIB.
Wajah para penyelam pun tampak lelah setelah melakukan proses penyisiran dan evakuasi hari itu.
LCU KRI Banda Aceh kemudian segera merapat ke KRI Rigel 933 untuk mengantarkan para penyelam. Sebab, para penyelam bermalam geladak di KRI tersebut.
Hari pun telah gelap saat para penyelam tiba di KRI Rigel. Mereka pun masih harus memindahkan peralatan selam yang mereka bawa di LCU KRI Banda Aceh ke KRI Rigel. Sejumlah penyelam kemudian langsung menjemur pakaian selam mereka di tiang-tiang yang ada di KRI tersebut untuk digunakan lagi keesokan harinya.
Setelah tanpa hasil kemarin, pada hari ini, Kamis (1/11), secercah harapan dirasakan seluruh anggota tim SAR di laut. Pasalnya, berdasarkan pemindaian sonar yang dilakukan dari KRI Rigel dan Kapal Baruna Jaya I, didapati kembali titik diduga bangkai pesawat Lion Air JT-610.
 Tim SAR gabungan memasukan kotak penyimpan berisi bagian dari kotak hitam (black box) pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 ke dalam koper usai ditemukan di atas KR Baruna Jaya I, di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja) |
Puing-puing yang diduga badan pesawat telah ditemukan, begitupun dengan kotak hitam (black box) berhasil diangkut untuk diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Namun, penemuan
black box itu tak mengakhiri penyelaman para penyelam.
"Jadi ini setelah kita menemukan
black box itu tadi nanti kita akan tetap mencari. Ini tugas kita, tetap harus menuntaskan pencairan terhadap puing-puing maupun korban," ujar Dansatgas SAR TNI AL Kolonel Laut (P) Isswarto di atas LCU KRI Riau 593-1, laut Karawang, Kamis (1/11).
Pesawat Lion Air JT-610 Rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di Laut Karawang pada Senin (29/10) pagi. Pesawat itu hilang kontak setelah 13 menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada 06.20 WIB kala itu.
Ada sebanyak 189 orang dalam pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh tersebut yang terdiri atas 181 penumpang (1 anak, dua bayi) dan delapan awak.