Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (
KNKT) Nurcahyo Utomo mengatakan pencarian
cockpit voice recorder (CVR) pesawat
Lion Air PK-LQP akan dibantu oleh kapal penyedot lumpur. Kapal digunakan lantaran KNKT menduga CVR terpendam di dalam lumpur perairan Karawang yang cukup dalam.
Diketahui CVR adalah bagian kotak hitam atau black box yang merekam percakapan antara pilot dan co-pilot. CVR itu hingga kini belum ditemukan tim pencari.
"Strategi yg kita lakukan adalah kita sudah mendatangkan kapal untuk menyedot lumpur. Kapalnya dari Balikpapan. Sekarang Sedang menuju ke sana," ucap Nurcahyo di kantor KNKT, Jakarta, Rabu (7/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, kapal akan fokus menyedot lumpur di area di mana sinyal ping menguat. Setelah itu, tim penyelam akan mulai mencari CVR di titik lokasi tersebut.
"Kalau sudah berkurang lumpurnya, kita akan mencari CVR di situ. Atau kalau ada komponen komponen lain yang kita inginkan," ucap Nurcahyo.
Nurcahyo menegaskan pencarian tidak akan dibantu oleh kapal pengeruk. Hanya kapal penyedot lumpur. Menurutnya, pengerukan lumpur sulit dilakukan lantaran banyak pipa di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP.
Nurcahyo tidak merinci nama dan pemilik kapal penyedot lumpur yang dimaksud. Begitu pula Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono.
Soerjanto hanya mengatakan kapal penyedot lumpur yang akan digunakan mirip dengan kapal penyedot pasir yang digunakan di Bangka Belitung.
"Seperti vacum cleaner berukuran besar saja," ucap Soerjanto.
Sejauh ini, tim pencari telah menemukan sejumlah bagian pesawat Lion Air PK-LQP bernomor penerbangan JT610 yang jatuh di perairan Karawang pada Senin (29/10) pekan lalu. Pesawat tersebut mengangkut 189 orang.
KNKT menyatakan bagian pesawat yang telah ditemukan antara lain mesin bagian kiri, main landing gear sebelah kanan, bagian dari ekor, badan pesawat seksi 43, 44, 46 dan 48, cockpit oxygen bottle, pintu penumpang depan kiri serta ujung sayap.
"Tim KNKT, Boeing, dan General Electric hari ini memeriksa bagian pesawat yang sudah diangkat dan dibawa ke Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran (BTKP) untuk identifikasi posisi bagian pesawat," ucap Soerjanto.
Pihak Badan SAR Nasional (Basarnas) sendiri menambah waktu pencarian selama tiga hari ke depan. Hal itu dilakukan karena masih ada potensi kembali menemukan korban di perairan Karawang.
Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi juga memastikan pihaknya akan membantu KNKT menemukan CVR. Para penyelam Basarnas akan berupaya mencari bagian kotak hitam tersebut demi kelancaran KNKT mengidentifikasi penyebab jatuhnya LionAir PK-LQP.
"Kita dalam rangka pencarian CVR mendukung [dengan] penyelam-penyelam," ucap Syaugi di Dermaga JICT, Jakarta, Rabu (7/11).
(bmw/osc)