Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah
Haedar Nashir menyoroti soal kecemasan luruhnya keteladanan di tengah
tahun politik. Ia meminta kader
Muhammadiyah mengedepankan akhlak, tak hanya soal keislaman, keminanan, dan ilmu.
"Di tengah suasana, dinamika politik, kita kadang menangkap suasana ada keretakan karena perbedaan politik. Mungkin karena politik cenderung mengeras, juga ada kecemasan tentang luruhnya keteladanan," kata Haedar dalam pidato sambutannya di ajang Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVII, di DI Yogyakarta, Senin (26/11), dikutip dari siaran langsung laman Youtube TV Muhammadiyah.
Sebagai solusi, Haedar meminta seluruh kader Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah untuk mengamalkan agama dalam bentuk akhlak mulia sebagaimana pesan Nabi Muhammad SAW. Salah satu bentuknya, menyamakan ucapan dengan perbuatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadikan nilai-nilai keteladanan Islam bukan untuk retorika, bukan sekedar
knowledge, tapi ciri khas Muhammadiyah; Islam diamalkan dalam perbuatan. Tunjukan bahwa kader Muhammadiyah, termasuk Pemuda Muhammadiyah, dapat jadi
uswah hasanah di mana pun berada. Kata sejalan dengan tindakan," ujarnya.
"Berislam bukan hanya beriman dan berilmu, tapi [juga] mencerahkan keadaaban bangsa," ia menambahkan.
Haedar juga menyitir 10 sifat kepribadian Muhammadiyah. Salah satunya adalah poin kesembilan.
"Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil makmur yang diridai Allah SWT," kata Haedar.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzhar Simanjuntak menyoroti semangat
ta'awun atau saling menggemberikan, saling tolong menolong khas Muhammadiyah.
Pemuda Muhammadiyah saat ini tengah menggelar Muktamar XVII di Yogyakarta. Mukatamar akan digelar hingga 28 November mendatang.
(fir/arh)