TNI-Polri Terjunkan Satgas Pemburu Kelompok Egianus Kogoya

Ramadhan Rizki | CNN Indonesia
Rabu, 05 Des 2018 19:43 WIB
Satgas Peneggakan Hukum yang dibentuk sejak dua bulan lalu sudah diterjunkan untuk memburu KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menjadi dalang pembunuhan di Nduga.
Personel gabungan TNI-Polri berangkat ke Nduga usai insiden pembunuhan pekerja proyek jembatan. (CNN Indonesia TV).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infantri Muhammad Aidi mengatakan pihaknya bersama Polri telah menerjunkan Satgas Penegakan Hukum untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang ditengarai menjadi dalang pembunuhan pekerja proyek di Nduga, Papua.

Ia menegaskan operasi 'pemburuan' KKB Egianus saat ini sudah dilakukan oleh Satgas Gakkum yang merupakan personel gabungan TNI-Polri tersebut.

"Sejauh ini sudah berjalan operasi penegakan hukum," kata Aidi saat dihubungi, Rabu (5/12).

Satgas Gakkum ini dibentuk sekitar dua bulan lalu, ketika rentetan peristiwa teror dan serangan dilakukan oleh KKB. Satgas ini diisi oleh kekuatan gabungan dari personel Polda Papua dan Kodam Cendrawasih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah berjalan sejak rentetan kejadian pembantaian yang dilakukan oleh KKSB itu kita sudah membentuk Satgas Penegakan Hukum. Nah itu sedang berlangsung sampai sekarang," kata dia.

"Sejak peristiwa pembantaian warga sipil di Nduga, ada warga sipil dibantai termasuk anaknya, ada pesawat Trigana Air ditembaki, lalu menyusul ada kejadian di Mapenduma, nah di situlah kita bentuk Satgas Gakkum," kata Aidi.


Dikonfirmasi terpisah, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyebut Egianus Kogoya saat ini masih bertahan di Kabupaten Nduga.

Hal ini sesuai dengan tanggung jawab militer Egianus selaku panglima daerah TPNPB untuk wilayah Nduga.

"Egianus di Mbua, Yigi, itu di Kabupaten Nduga," ujar juru bicara TPNPB Sebby Sambom via telepon kepada CNNIndonesia.com.

KKB pimpinan Egianus Kogoya selama ini punya riwayat 'gelap' di Papua. Dari catatan yang ada, kelompok ini selalu melancarkan aksinya di wilayah Nduga.

Sepanjang 2018 ini, sebelum pembantaian para pekerja proyek jembatan di Distrik Yigi dan serangan ke Pos Yonif 755/Yalet, setidaknya sudah ada beberapa serangan lain yang mereka lancarkan. Di antaranya penembakan di Bandara Kenyam, Nduga pada 25 Juni, serta penyekapan dan kekerasan seksual terhadap belasan guru dan paramedis di Distrik Mapenduma, Nduga pada 3-17 Oktober.

Jauh sebelumnya kelompok Egianus juga ditengarai menjadi otak penyerangan terhadap pekerja Trans Papua di Kecamatan Mugi pada 12 Desember 2017.

Pekerja proyek bernama Yovicko Sondakh tewas dan anggota Denzipur 10/KYD Prada Didimus Abidondifu yang berjaga di situs proyek luka berat akibat serangan tersebut.
TNI-Polri Terjunkan Satgas 'Pemburu' KKB Egianus KogoyaIlustrasi pasukan gabungan TNI-Polri buru KKB di Papua. (ANYONG / AFP).
Kekuatan Satgas

Lebih jauh Aidi menerangkan Satgas Gakkum ini berfungsi untuk mempercepat penangkapan dan memberikan penegakan hukum bagi KKB yang berkeliaran di Papua.

"Khusus karena ini kejadian besar, maka dibentuklah satgas untuk penegakan hukum agar lebih berjalan signifikan," kata dia.

"Sebelum ada satgas ini juga proses penegakan hukum tetap berlangsung, negara kita ini kan negara hukum dan berdaulat," tambahnya.

Meski demikian, Aidi enggan membeberkan berapa jumlah personel Satgas Gakkum yang dikerahkan untuk memburu dan menangkap kelompok Egianus.

Ia menyatakan pihaknya tetap mengedepankan tindakan hukum ketimbang melalui cara militeristik yang represif dalam memburu kelompok Egianus.

"Walaupun kegiatannya di lapangan ya kita lihat sendiri bahwa di Papua ada tindakan separatisme. Kalau sudah separatisme sebenarnya logikanya sudah menjadi ranah TNI. Tapi karena kondisi keamanan di Papua masih tertib sipil, maka mau tak mau kita dibatasi dengan aturan," kata dia

Diketahui, penembakan yang dilakukan oleh KKB terhadap para pekerja proyek Istaka Karya terjadi pada 2 Desember 2018 sekitar pukul 15.30 WIT. Penembakan tersebut terjadi di Kali Yigi dan Kali Aura, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

TPNPB pimpinan Panglima Daerah Militer Markodap III Ndugama, Egianus Kogoya sebelumnya sudah menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja proyek jembatan Kali Yigi dan Kali Aura serta penyerangan ke Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua.

Juru bicara TPNPB Sebby Sambon menyebut penyerangan dilakukan untuk mengusir proyek pembangunan infratsruktur di Papua. Mereka menganggap segala macam pembangunan merupakan bentuk lain penjajahan. (osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER