Mendagri Duga Ada Unsur Politik di Kasus e-KTP Tercecer

CNN Indonesia
Senin, 10 Des 2018 14:29 WIB
Tjahjo mencium indikaasi politik dalam kasus e-KTP yang tercecer di Duren Sawit, Jakarta Timur. Dia memastikan bakal mengejar pelaku peristiwa itu.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mencium ada motif politik dalam kasus e-KTP yang tercecer di Duren Sawit, Jakart, Sabtu (8/12) lalu. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menduga ada indikasi ke arah politik terkait kasus tercecernya KTP elektronik di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur pada Sabtu (8/12). Dugaan muncul karena peristiwa itu terjadi di tahun politik menjelang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.

"Kalau saya melihat ada indikasinya, ada unsur (politik) di sana walau itu e-KTP sudah kedaluwarsa," kata Tjahjo ditemui di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Senin (10/12) usai menghadiri acara Rapat Koordinasi Nasional Bawaslu.

Tjahjo tak mau bicara lebih banyak soal indikasi motif politik dari peristiwa itu. Namun dia menegaskan berdasarkan aturan, e-KTP yang kedaluwarsa atau rusak seharusnya dihancurkan dengan cara digunting. Namun

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut dia mengatakan Kemendagri masih menunggu hasil penyelidikan polisi atas kasus tersebut. Pemerintah, kata Tjahjo, ingin mengetahui siapa dan apa motif dari kasus e-KTP yang tercecer.

"Bisa diungkap apa motivasinya. Bahwa membuat gaduh kah, atau apa. Tapi secara prinsip ini mengganggu sistem, ini sama aja dengan uang palsu," katanya.

Kasus tercecernya sejumlah e-KTP terjadi di Jalan Bojong Rangkong, Pondok Kopi, Duren Sawit pada Sabtu (8/12) lalu. Saat ini e-KTP tersebut telah dibawa ke Mapolsek Duren Sawit untuk diselidiki.

Kapolsek Duren Sawit Kompol Parlindungan Sutasuhut mengatakan e-KTP itu ditemukan sekitar pukul 13.30 WIB.

Dari hasil perhitungan di Mapolsek Duren Sawit, jumlah e-KTP disebut sebanyak 2.158 lembar. Seluruh e-KTP itu telah dimasukkan ke dalam satu karung beras berukuran 20 kilogram. Meski demikian, sebagian KTP ditemukan dalam kondisi rusak dan tidak terbaca tulisannya.

"Kami sedang periksa anak-anak yang menemukan, anak tersebut masih di bawah umur," kata Parlindungan saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Terpisah, Ketua DPR Bambang Soesatyo  mengimbau Kemendagri untuk serius menangani kasus ini. Dia juga menyarankan agar Mendagri membentuk tim khusus.

Dia mengatakan bahwa Komisi II DPR sempat berencana membentuk panitia khusus (Pansus) guna menyelidiki kasus e-KTP yang tercecer.

"Tapi menurut saya kalau itu sudah ditangani dengan baik Mendagri, tidak diperlukan pansus," kata Bamsoet di Gedung DPR, Jakarta. (tst/ctr/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER