Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggunalangan Bencana (BNPB) memastikan erupsi Gunung
Anak Krakatau bukan penyebab kenaikan
gelombang air laut di daerah
Anyer dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12) malam.
Kepala pusat data informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut gelombang yang naik cukup besar dan kencang merupakan gelombang pasang atau rob yang terkait dengan fenomena bulan purnama.
"Fenomena gelombang pasang ini juga tidak ada hubungannya dengan erupsi Gunung Anak Krakatau. Sejak tadi pagi memang terjadi erupsi, namun erupsi kecil yang tidak menimbulkan pengaruh kenaikan gelombang air laut," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gelombang tinggi yang menerpa beberapa lokasi di daerah Banten dan Lampung dalam catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memiliki ketinggian yang bervariasi.
Seluruh pihak terkait disebut tengah berkoordinasi untuk menanggulangi berbagai dampak yang ditimbulkan dari gelombang air laut yang tinggi.
"BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD dan relawan masih melakukan penanganan di lapangan. Evakuasi dilakukan di beberapa tempat. Pendataan dan penanganan masih dilakukan."
"Masyarakat dihimbau tetap tenang. Tidak terpancing pada isu-isu yang menyesatkan. Untuk sementara hindari aktivitas di sekitar pantai. Perhatikan kondisi lingkungan yang ada," jelas Sutopo.
Kata Sutopo, BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD dan relawan saat ini masih melakukan penanganan di lapangan. Evakuasi dilakukan di beberapa tempat. Pendataan dan penanganan masih dilakukan.
Masyarakat pun dihimbau tetap tenang dan tidak terpancing pada isu-isu yang menyesatkan. Sutopo mengatakan, untuk sementara hindari aktivitas di sekitar pantai, naun tetap memperhatikan kondisi lingkungan yang ada.
"Sekali lagi disampaikan bahwa tidak ada tsunami. Yang terjadi adalah gelombang pasang di sekitar pantai," kata dia.
(nva/osc)