Di Pengungsian, Warga Pandeglang Trauma Tsunami Susulan

CNN Indonesia
Senin, 24 Des 2018 09:46 WIB
Warga pesisir pantai Pandeglang, Banten, yang terkena tsunami Selat Sunda hingga kini belum berani kembali ke rumah karena khawatir terjadi tsunami susulan.
Warga di Pandeglang memantau rumah yang terendam air pascatsunami ( 23/12). (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Pandeglang, CNN Indonesia -- Warga pesisir pantai Pandeglang, Banten, yang terkena tsunami Selat Sunda hingga kini belum berani kembali ke rumah karena khawatir terjadi tsunami susulan.

"Kami hingga kini masih tinggal di pengungsian," kata Yudi (40), warga Lentera Kecamatan Labuan, Pandeglang, Senin.

Terlebih, katanya, cuaca buruk, berupa hujan lebat disertai angin kencang, masih berlangsung hingga saat ini. Bahkan, katanya, Minggu (23/12) sore, sempat terjadi kenaikan gelombang di kawasan Pantai Labuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, hujan deras yang kadang disertai angin kencang masih terus mengguyur Pandeglang, Banten, sejak Minggu (23/12) siang hingga malam hari.

Pada Senin (24/12) dini hari, gerimis masih turun hingga subuh. Gerimis itu kadang berhenti maski tak lama. Angin kencang juga kadang bertiup kencang saat malam. Pada pagi hari, gerimis masih turun meski langit terlihat cerah dan sesekali berhenti sejenak.

Hujan rintik-rintik yang berlangsung lama itu tak hanya terjadi di pantai barat Banten, tetapi juga di tengah kota Pandeglang.

Rumah warga yang rusak akibat tsunami di kawasan pantai Sambolo, Carita, Banten (23/12).Rumah warga yang rusak akibat tsunami di kawasan pantai Sambolo, Carita, Banten (23/12). (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho)
Yudi, yang lokasi rumahnya hanya berjarak 150 meter dari Pantai Labuan, melanjutkan bahwa dirinya bersama keluarga sempat pulang ke rumah. Namun, tiba-tiba gelombang terlihat naik disertai angin kencang.

"Kami menunggu cuaca kembali normal dan bisa pulang ke rumah," kata Yudi.

Senada, Mamun (45) mengaku belum berani pulang ke rumah karena merasa ketakutan dan khawatir terjadi gelombang tsunami susulan. Ia mengaku masih trauma ketika gelombang menerjang rumahnya.

Beruntung, saat itu isteri dan kedua anaknya selamat setelah berlarian ke lokasi perbukitan.

"Kami merasa senang tinggal di pengungsian dan jika sudah aman dipastikan kembali ke rumah yang kondisinya mengalami kerusakan," ujarnya.

Sementara itu, sejumlah pengungsi di Kantor Kecamatan Panimbang mengatakan bahwa mereka belum bisa kembali ke rumah karena gelombang pesisir pantai cukup tinggi.

Masyarakat masih ketakutan gelombang tsunami, meski durasinya selama 10 menit, namun terjangan ombaknya cukup kuat. Bahkan, puluhan bangunan rumah roboh dan kendaaraan terseret air. Saat ini, ratusan warga masih tinggal di pengungsian.

"Kami dan anggota keluarga kembali ke rumah setelah cuaca kembali normal," kata Samsudin (55) warga Panimbang.

Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono mengatakan tidak ada potensi tsunami susulan di sekitar perairan Banten.

(bmw/bmw/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER